Selasa, 21 Mei 2013

Laporan Praktikum Agroekologi (Analisis Subsistem Persawahan)

ANALISIS SUBSISTEM PERSAWAHAN
A.    Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Agroekosistem adalah ilmu yang mempelajari mengenai hubunagan timbale balik antra faktor biotik dan abiotik dalam lingkunngan pertanian untuk mendapatkan produksi yang maksimum. Secara teoritis kita semua tahu tentang pengertian agroekosistem, namun kita belum mengetahui bagaimana hubungan antara subsistem dalam agroekosistem, hal ini lah yang mendasari dilaksanakannya kuliah lapang pada beberapa lokasi itu.
Selain itu kita kadang kurang mengetahui jenis-jenis tanaman yang berguna bagi kemaslahatan umat manusia. Jadi kuliah lapang ini juga diadakan agar mahasiswa dapat menambah pengetahuan mengenai jenis-jenis tanaman dan bagimana keadaan yang cocok untuk tanaman tersebut.
Kebanyakan pertanian yang kita miliki sekarang ini merupakan pertanian dengan sistem terbuka artinya memebutuhkan input dari luar untuk menunjang ke eksisannya yang biasanya inputnya bahan kimia, jadi dapat disimpulkan bahwa pertanian kita selama ini tidak sehat dan tidak ramah lingkungan yang dapat berdampak pada konsumen dan lingkungan dari tumbuhan tersebut. Jadi
dari pengetahuan yang didapat dari kuliah lapang ini kesadaran akan pentingnya pertanian yang berwawasan lingkungan akan semakin tinggi.
2.      Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum Analisis Subsistem Persawahan adalah :
a.       Memperkenalkan mahasiswa dengan berbagai tipe penggunaan lahan untuk kepentingan produksi pertanian.
b.      Meningkatkan pemahaman tentang perlunya pengelolaam setiap subsistem dengan memperhitungkan kaidah-kaidah linkungan.
c.       Meningkatkan kecerdasan mahasiswa dengan kesadaran dan pikiran logis dari apa yang mereka lihat di lapangan dengan teori kajian yang selama ini diperoleh dari kelas saat tatap muka.
B.     Tinjauan Pustaka
Lapangan produksi ada bermacam – macam antara lain adalah lahan terbuka yang terdiri dari beberapa sub rgani anatara lain sawah, tegalan, kebun buah, kebun sayur. Sawah sendiri terdiri dari beberapa macam, antara lain adalahsawah berpengairan teknis, setengah teknis dan tadah hujan. Perbedaan antara sawah dan tegalan adalah; di lokasi sawah, terdapat pematang namun pada tegalan tidak ditemukan pematang (Supriyono 2002).
Air pengairan diberikan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, evapotranspirasi, perkolasi, dan kehilangan pada saluran. Apabila lahan pertanian berada dalam kondisi yang cukup air, maka efisiensi penggunaan air akan meningkat dan akn meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani (Kurnia 2004).
Usahatani padi di lahan sawah pasang surut memerlukan teknik budi daya tersendiri, karena keadaan tanah dan lingkungannya tidak serupa dengan lahan sawah irigasi. Kesalahan budi daya dapat menyebabkan gagalnya panen dan dapat pula merusak tanah dan lingkungan.Berdasarkan tipe luapan air, padi sawah dapat dibudidayakan pada lahan bertipe luapan air A, B, atau C yang telah menjadi sawah tadah hujan. Lahan yang bertipe luapan air A adalah lahan yang selalu terluapi air, baik pada saat pasang besar maupun kecil. Tipe B hanya terluapi air pada saat pasang besar saja. Sedangkan lahan tipe C lahan tidak terluapi air pasang, namun air tanahnya dangkal. Lahan pasang surut juga dapat ditanami padi gogo, tetapi teknik budi dayanya berbeda dengan padi sawah (Mamud 2009).
Bertanam padi sawah tanpa olah tanah (TOT) merupakan alternatif teknologi baru. Sistem ini dapat menghemat air lebih dari 30%, tenaga kerja, dan biaya pengolahan tanah. Produksinya tidak berbeda dengan sistem penanaman bisaa (Muhajir 2008).
Padi sawah tidak hanya memberikan respon yang lebih baik pada kondisi aerob dibandingkan dengan anaerob, namun sekaligus pada kondisi aerob dapat meningkatkan produktivitasnya. Pemberian bahan organik, khususnya dari kotoran sapi ke lahan sawah sebaiknya pada kondisi aerob (tidak tergenang). Teknik budidaya padi sawah secara aerobik di samping meningkatkan produktivitasnya, sekaligus meningkatkan efisiensi penggunaan air dan produktivitas air
(Sumardi 2007).
C.    Metode Praktikum
1.      Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Agroekologi mengenai Analisis Subsistem persawahan  ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 4 Mei 2013 pukul 11.30 s/d 12.00 di area persawahan Karanganyar.
2.      Alat dan Bahan
a.       Alat
1)      Boardlist
2)      Alat Tulis
3)      Lux Meter
4)      Thermometer
5)      Hygrometer
b.      Bahan
Tanaman Padi di area persawahan
3.      Cara Kerja
a.       Menentukan Lokasi Pengamatan.
b.      Melakukan pengamatan dan pengukuran tehadap Kelembaban tanah, kelembaban udara, Ph tanah, Intensitas cahaya dan suhu udara.
c.       Menentukan Denah pola tanam dan cara pengelolaan lahan.
D.    Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1.      Hasil Pengamatan
No.
Deskripsi
Keterangan
1.
Alamat
Karanganyar
2.
Kemiringan lereng
3% (hampir datar)
3.
Luas
3 ha
4.
Longitude
110o  59’ 10,3” BT
5.
Latitude
07°36’ 35,8” LS
6.
Letak dan tinggi tempat
244 mdpl
7.
Kelembaban Tanah
100 %
8.
Kelembaban udara
45 %
9.
pH
7
10
Intensitas cahaya
36.500 lux
11.
Pola tanaman
Monokultur
12.
Input
Pupuk              : Urea, ZA
Bibit padi        : IR64   
Pestisida: untuk memberantas                 hama
Irigasi seminggu sekali
12.
Output
Gabah dan jerami (untuk kompos dan pakan ternak)
13
14.
15.
16.



17.
Pengolahan tanah
Hara
Jarak tanam
Batas-batas



Vegetasi
Menggunakan traktor
Terbuka
20-25 cm
Utara   : Jalan Raya
Barat   : POM Bensin
Timur   : Perumahan
Selatan            : Perumahan
Padi, Pohon Jati
Sumber: laporan sementara
                                               
2.      Pembahasan
Pada subsistem sawah yang telah diteliti pada daerah Karanganyar. Diperoleh letak astronomis 110059’10,3” BT 07036’35,8” LS. Ketinggian tempat adalah 244 meter m dpl dengan kemiringan lahan 3 %. Topografinya datar, pH tanah sekitar 7 dengan kelembaban tanah 100% dan kelembapan udara 45%. Luas daerah sekitar 3 hektar. Intensitas cahaya sekitar 36.500 lux.
Pola tanam pada sawah, hasil pengamatan yaitu secara monokultur. Jenis tanaman yang diusahakannya yaitu padi jenis IR 64. Tanah dikelola menggunakan peralatan-peralatan seperti cangkul, traktor, sabit. Input tanaman berasal dari berbagai macam. Pupuk berasal dari urea, ZA, phonska dan pupuk organik. Pengairan menggunakan sistem irigasi yang menggunakan bahan dan alat yang sederhana yang bersumber dari mata air sungai dan waduk serta pengairan ini juga mengandalkan curah hujan. Benih berasal dari hasil panen sebelumnya yang disemai dan diseleksi terlebih dahulu. Penggunaan pupuk anorganik lebih dominan jika dibandingkan dengan pupuk organiknya. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian pupuk anorganik lebih mahal daripada pupuk organik. Sehingga tanah di daerah ini semakin rawan terkena hama penyakit.
Output padi di panen sekitar 3 kali dalam setahun. Hasil yang diperoleh dari sawah tersebutt mencapai kurang lebih 2,680 ton/ha dalam bentuk gabah. Sisa tanamannya digunakan masyarakat untuk pakan ternak dan untuk pupuk kompos. Meskipun begitu, Sawah tersebut mempunyai siklus hara terbuka karena memiliki jumlah kehilangan hara yang besar. Sedangkan pemberian pupuk, pestisida dan pengairannya berasal dari irigasi.
E.     Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum Analisis Subsistem Persawahan dapat disimpulkan bahwa :
a.       Sawah ditanam di lokasi yang cenderung datar dengan pH netral dan kelembaban tanah yang tinggi.
b.      Pola tanam sawah teratur dengan jarak tanam 15 s/d 20 cm.
c.       Sawah ditanami padi sebanyak lebih kurang 3 kali setahun.
d.      Selain padi yang diperoleh dari sawah adalah jerami digunakan untuk kompos dan pakan ternak.
2.      Saran
Saran untuk Praktikum Analisis Subsistem Prsawahan ini adalah kepada praktikan agar serius dalam mengikuti rangkaian praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Kurnia, Undang. 2004. Prospek pengairan pertanian tanaman semusim lahan        kering. Balai penelitian tanah.
Mamud 2009. Budi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut. http://www.mamud.com/Docs/budi_daya_padi_sawah.pdf.
            Diakses tanggal 24 April 2013.
Muhajir 2008. Bertanam Padi Sawah Tanpa Olah Tanah. Kanisius. Jakarta.
Sumardi 2007. Jurnal Respon Padi Sawah pada Teknik Budidaya Secara Aerobik dan      Pemberian Bahan Organik. Bengkulu. Vol. 10 No. 1.
Supriono 2002. Pengantar Ilmu Pertanian. UNS. Surakarta

Tidak ada komentar: