Rabu, 17 Desember 2014

LAPORAN PRAKTIKUM TBT HIAS




                                                                                                                                                   I.          PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Tanaman hias merupakan salah satu produk pertanian yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia. Penghobi tanaman hias semakin hari semakin bertambah seiring dengan perkembangan tanaman hias. Hal ini tentu sangat baik bagi petani terutama petani tanaman hias karena dengan meningkatnya peminat tanaman hias produk mereka akan laku di pasaran.
Tanaman hias memiliki banyak manfaat, tentu selain sebagai hiasan juga bagi beberapa orang jenis tanaman hias tertentu dipercaya mampu membawa keberuntungan dan digunakan sebagai bunga tabur untuk acara tertentu. Tanaman hias dapat dinikmati dari keindahan bunga, daun, dan bentuknya. Tanaman hias pada umumnya digolongkan menjadi 2 jenis yaitu tanaman hias indoor dan outdoor. Tanaman hias indoor adalah tanaman yang biasanya mampu bertahan cukup lama dalam pencahayaan yang minim dan berukuran kecil sedangkan tanaman hias outdoor adalah tanaman yang butuh banyak pencahayaan dan berukuran besar.
Tanaman hias yang sampai saat ini masih diminati para penghobi dan memiliki nilai ekonomi tinggi adalah krisan dan mawar. Krisan banyak digunakan selain sebagai penghias kebun juga sebagai bunga potong untuk hiasan ruangan karena memiliki warna yang menarik dan bervariasi serta mampu bertahan cukup lama. Sedangkan mawar juga digunakan untuk hiasan di ruangan sebagai bunga potong dan untuk hiasan di halaman rumah karena warnanya yang bagus. Oleh karena itu praktikum lapang in dilakukan agar dapat mengetahui teknik budidaya tanaman krisan daan mawar serta cara pemasaran tanaman bunga tersebut.

B.     Tujuan
Praktikum tanaman hias ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai yakni
1.      Memberikan bekal kepada mahasiswa dalam pengenalan tanaman hias salah satunya Krisan dan Mawar.
2.      Memberikan ketrampilan mahasiswa dalam budidaya tanaman Krisan dan Mawar yang dilakukan secara langsung dikebun petani.
3.      Mahasiswa mengetahui beberapa jenis tanaman hias yang memiliki prospek yang bagus di masyarakat.
4.      Mengetahui analisis pasar tanaman hias yakni Krisan dan Mawar.




                                                                                                                                       II.          TINJAUAN PUSTAKA
A.     Krisan (Chrysanthemum sp.)
Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain Seruni atau Bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), C. Morifolium (ungu dan pink) dan C. daisy (bulat, ponpon). Di Jepang abad ke-4 mulai membudidayakan krisan, dan tahun 797 bunga krisan dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East (Wediyanto 2007).
Krisan merupakan tanaman bunga berupa perdu dengan sebutan lain seruni, bunga emas (golden flower) atau chysanthemum berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan C. indicum (kuning), C. morifolium (ungu dan pink) dan C daisy (bulat pompong).  Bunga krisan (Chrysanthymum morifolium) sebagai bunga potong sangat disenangi konsumen di Indonesia, karena keindahannya dan termasuk salah satu komoditi utama tanaman hias disamping mawar, anggrek dan gladiol, keragaman bentuk, warna dan mudah dirangkai serta memiliki kesegaran bunga cukup lama, bisa bertahan sampai 3 minggu. Diantara tanaman hias yang telah memiliki nilai komersial yaitu bunga mawar dan krisan, sehingga dikategorikan sebagai komoditas unggulan (Budiarto 2006).
Bunga krisan digolongkan dalam dua jenis yaitu jenis spray dan standard. Krisan jenis spray dalam satu tangkai bunga terdapat 10 — 20 kuntum bunga berukuran kecil. Sedangkan jenis standar pada satu tangkai bunga hanya terdapat satu kuntum bunga berukuran besar. Bentuk bunga krisan yang biasa dibudidayakan sebagai bunga berukuran besar. Bentuk bunga krisan yang bisa dibudidayakan sebagai bunga potong adalah Tunggal, Anemone, Pompon, Dekoratif, Bunga besar. Bunga krisan tunggal berukuran besar, bentuknya cukup besar, dan bersusun dengan bunga pitanya. Sifatnya beragam serta warnanya pun beragam. Tipe bunga krisan yang hingga saat ini yang masih dibudidayakan ada lima tipe, yaitu helaian bunganya melengkung kedalam (incured), helaian bunganya melengkung keluar (recurved), helaian berbentuk pipa atau corong, helaiannya berbulu, dan helaian bunganya bergigi (Widiastuti 2004).
Bunga  krisan (Chrysanthemum morifolium) merupakan  salah  satu  spesies  yang  sangat  populer  dan  tumbuh  sebagai  tanaman penghias  dan  sebagai  bunga  pot  atau  bunga  potong.  Misalnya,  untuk  suatu  acara yang penting, rangkaian bunga potong menjadi salah satu pilihan untuk dekorasi dan memang sangat dibutuhkan. Contoh lainnya yaitu hampir setiap hari permintaan akan bunga  potong  datang  dari  hotel    hotel,  restoran,  dan  sebagainya.  Produk  yang dipasarkan  oleh  toko  bunga  pun  ada  yang  dijual  per  tangkai  dan  ada  yang  sudah dirangkaikan dalam satu paket (dalam bentuk buket/rangkaian bunga dalam pot yang dikemas apik, dan papan ucapan) (Riyan 2013).
Cahaya berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman krisan, khususnya pada tahap pembungaan. Dari unsur cahaya itu sendiri ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu intensitas, kualitas, dan lama pencahayaannya. Intensitas cahaya dihitung dengan satuan lux. Tanaman krisan memerlukan intensitas cahaya pada siang hari sebesar 32.000 lux untuk pertumbuhan yang optimal (Effendi et all. 2003).
Varietas dengan berbagai karakteristik yang beredar di pasaran ratusan jumlahnya, denga adanay program pemuliaan tanaman yang semakin maju, varietas akan semakin bertambah. Varietas krisan terdiri dari dua tipe utama yaitu tipe standart (single) dan tipe bercabang (spray). Dari tipe tersebut, tanaman krisan dapat dikelompokkan menjadi enam golongan yaitu tanaman berbunga spider, pompon, anemone, incurved, aster, dan dekoratif  (Sudaryanto 2006).
Krisan sebagai bunga potong, dibudidayakan dengan dua cara sesuai dengan permintaan pasar yaitu tipe standar dan tipe spray. Tipe standar (Disbudded inflorescens) hanya memiliki satu tunas bunga yaitu tunas terminal yang dipelihara pada satu batang. Tunas bunga lateral dibuang sehingga dihasilkan satu bunga dengan ukuran besar. Tipe spray (Spray inflorescens) merupakan tipe dengan seluruh tunas bunga lateral dibiarkan berkembang, tetapi bunga yang pertama berkembang dibuang agar lebih banyak tunas lateral yang tumbuh dan berukuran kecil. Bunga krisan terdiri dari dari beberapa varietas di antaranya White Fiji, Yellow Fiji, Holday, Alouis, Astro, Snowdon White, Cassandra, dan Pingpong. Bunga krisan spray terdiri dari varietas Puma,Yellow Puma, White Regent, Town talk, Heidi Yellow, Heidi White, Zroland, Pompon, Soraya, Wendi, Caymano, dan Casablanca (Kofranek 2003).
Krisan dapat diperbanyak dengan biji, stek, pemisahan anakan dan kultur jaringan; tetapi perbanyakan dengan stek lebih sering dilakukan. Stek krisan diambil dari induk tanaman yang diberikan perlakuan sepanjang hari panjang terus menerus, lebih baik dalam perumbuhannya dibandingkan dengan anakan yang distek atau ditanam langsung (Rukmana 2002).
B.     Mawar (Rosa sp)
Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (Saragih 2000).
Mawar jenis hibrida saat ini telah berkembang. Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari Holand (Belanda). Mawar yang banyak peminatnya adalah tipe Hybrid Tea dan Medium, memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m2 /tahun (Lingga 2007).
Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam di Indonesia oleh PT. Perkebunan Mangkurajo adalah: Coctail, Diplomat, Idole, Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai, Sonate de Meilland, Sonia, Sweet Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success dan Yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antara lain adalah Golden Times, Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss. Kelebihan varietas mawar hibrida adalah tahan lama dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid Tea bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm. Beberapa varietas mawar introduksi yang dianjurkan didataran rendah: Cemelot, Frad Winds, Mr. Lincoln, dan Golden Lustee sebagai mawar bunga potong. Sedangkan varietas Folk Song, Khatherina Zeimet, Woborn Abbey dan Cimacan Salem untuk tanaman taman
(Lie 2007).
Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman. Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 % (Rahardi 2000).
Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik. Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar. Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsurunsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar  (Saragih 2000)
C.     Prospek dan Pemanfaatan Tanaman Hias Secara Umum
 Potensi untuk mengembangkan usaha Tanaman Hias sangatlah prospek dalam peluang pasar Internasional. Berbagai ragam keindahan dan keunikan, flora Indonesia mempunyai peluang untuk diberdayakan sebagai komoditas komersial yang penting dan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan petani tanaman hias dan devisa negara. Beberapa tanaman menjadi tren tanaman hias dalam beberapa waktu terakhir. Beberapa tanaman yang menjadi penguasa  pasar  tanaman  hias  di  Tanah  Air sekitar  10  tahun  terakhir,  seperti Philodendron,  Anthorium,  Caladium, Alokasia,  Dieffenbanchia  (Hambali 2007).
Indonesia merupakan wilayah tropis. Hampir seluruh komoditas agribisnis tanaman hias yang terdapat di dunia dapat dikembangkan di Indonesia. Indonesia juga memiliki keanekaragaman sumberdaya tanaman florikultura yang cukup besar baik jenisdataran rendah maupun dataran tinggi. Sumberdaya lahan di Indonesia juga cukup luas. Hal inilah yang menjadikan prospek tanaman hias di Indonesia masih bagus (Saragih 2000).
Usaha budidaya tanaman hias dikenal dengan istilah Floriculture, merupakan salah satu bidang usaha hortikultura. Hortikultura di Indonesia yang paling berkembang diantaranya adalah tanaman hias. Prospek tanaman hias di Indonesia masih bagus. Hal ini dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat tentang nilai ekonomi tanaman hias mulai berkembang
(Larson 2000).
Eufornia naiknya tahta bunga anthurium jenmani menjadi rajanya bunga. Tahun 2000-an perkambangan tanaman hias cepat berganti. Berawal dari andenium, aglaounema, dan sekarang terjadi demam anthurium. Beberapa tanaman lain, seperti euforbia, philodendron, pchypodium, dan sansivera sempat menjadi tren di dunia tanaman hias (Dreistadt 2001).
Agribisnis  tanaman  hias  kian  gencar  dikembangkan.  Keadaan  ini  dapat memberikan  peluang  bisnis  yang  menjanjikan  keuntungan  di  dalamnya.  Tanaman hias  telah   memasyarakat  mulai  dari  masyarakat  bawah  sampai  menengah  ke  atas dimana  tujuan  pemakaiannya  juga  berbeda-beda.  Ada  yang  hanya  sekedar  untuk menghijaukan  rumah  dan  ada  yang  bertujuan  untuk  menaikkan  gensi.  Golongan orang-orang yang mempunyai status ekonomi menengah ke atas semakin meningkat. Hal ini menjadikan kemampuan  untuk  memenuhi  kebutuhan  sekunder  semakin  meningkat pula,  menghias rumah dengan tanaman  hias  merupakan  salah satu hobi  masyarakat yang memiliki status ekonomi menengah ke atas. Dengan demikian, konsumen yang membutuhkan tanaman  hias pun semakin  meningkat pula. Selain di rumah pribadi, tanaman  hias dapat pula digunakan di perkantoran, hotel dan sebagainya (Rahardi 2000).




                                                                                                                      III.          METODOLOGI PRAKTIKUM
A.     Waktu dan Tempat
Praktikum tanaman hias ini dilakukan di lahan perkebunan Krisan milik Bapak Sukar dan dilanjutkan dengan perkebunan Mawar. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 November2014 mulai jam 07.00 – 17.15 WIB yang bertempat di Daerah Bandungan, Semarang Jawa Tengah.
B.     Kegiatan yang Dilakukan
1.      Perkebunan Krisan
Kegiatan yang dilakukan saat mengunjungi perkebunan krisan milik pak Sukar adalah mempelajari cara budidaya krisan dan mengamati berbagai jenis varietas krisan yang berbeda. Kami melakukan wawancara kepada pekerja yang berada di kebun krisan tersebut mengenai beberapa hal antara lain mengenai teknik budidaya tanaman krisan yang meliputi persiapan lahan, proses pembibitan tanaman krisan, penanaman krisan, pemupukan tanaman krisan sampai proses pemanenan dan pemasaran tanaman krisan.
2.      Perkebunan Mawar
Kegiatan yang dilakukan saat mengunjungi perkebunan Mawar adalah mempelajari cara budidaya tanaman mawar dan mengamati lahan yang digunakan. Kami melakukan wawancara serta mendengarkan penjelasan dari pemilik lahan sekaligus petani mawar tersebut teknik budidaya tanaman mawar serta cara panen dan pengelolaan pasca panen dan pemasaran tanaman mawar. Kami juga mengamati secara langsung kondisi lahan serta kondisi tanaman mawar yang ada di kebun tersebut.
3.      Pasar Tanaman Hias
Kegiatan yang dilakukan di pasar tanaman hias Bandungan, Semarang adalah melakukan wawancara kepada para pedagang tanaman hias untuk mengamati jenis-jenis tanaman hias yang dijual serta harganya, dan prospek tanaman hias secara umum.


                                                                                            IV.          HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.     Hasil Pegamatan
1.      Krisan
Tanaman krisan dibudidayakan pada Green House yang dibuat sendiri oleh pak Sukar dengan menggunakan bambu sebagai tiang dan plastik sebagai atap. Persiapan lahan dilakukan sebelum penanaman krisan. Tanah dicangkul dan dipupuk menggunakan pupuk kandang yang ditambah dengan dolomit serta SP36. Tanah yang telah diolah kemudian dibuat bedengan untuk area penamanan krisan.
Transplanting/penanaman dilakukan dengan jarak tanam 10-11 cm. Penyiraman dilakukan sebelum penanaman agar tanah menjadi lembab. Perawatan dilakukan setelah penanaman. Pemberian pupuk KNO3 dilakukan pada saa tanama berumur 10 hari dan 35 hari. Pemberian lampu juga dilakukan sampai tanaman krisan mencapai tinggi 75 cm. Hal ini dikarenakan pemberian lampu akan menghambat pembungaan krisan. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara memberi fungisida dan insektisida seminggu sekali. Tanaman krisan dapat dipanen setelah tanaman berumur 4 bulan. Penanganan pertama setelah panen adalah grading dan sortasi tanaman. Tiap ikat dijual dengan harga 16-35 ribu. Satu ikat berisi 10 tangkai tanaman.
Hasil dokumentasi selama praktikum:
    




Lahan Krisan milik pak Sukar                Sumur resapan



 




   Lahan pembibitan krisan                        Pupuk kandang
  
      Pasca Panen Krisan                 Wawancara dengan Pak Sukar
2.      Philodendron
Penanaman philodendron dilakukan oleh Pak Sukiman menggunakan bibit yang dibeli dari Jakarta. Pak Sukiman tidak melakukan perawatan khusus dalam budidaya philodendron, hanya pemberian pupuk NPK seperti biasa, tanaman philodendron ini jarang terserang hama. Hama yang menyerang biasanya ulat, bisa dibasmi secara mekanik jika terlalu banyak memakai insektisida. Jarak penanaman philodendron di lahan pak sukiman adalah 30 x 30 cm. Umur philodendron dari tanam sampai panen sekitar 4 bulan.






Hasil dokumentasi selama praktikum
Lahan Philodendron Pak Sukiman
    
Tanaman Philodendron                     Wawancara dengan Pak Sukiman
3.      Analisis Pasar Hias
Dari proses wawancara yang dilakukan di pasar tanaman hias Bandungan, Semarang Jawa Tengah yaitu di kios ibu Mursana yaitu beliau menjual beberapa jenis tanaman hias dalam kiosnya tersebut, seperti Anggrek Bulan, Anggrek Dendrodium, Kaladiva, Anthurium, Kaktus, Bambu hias, Aglonema dan masih banyak lagi. Untuk mendapatkan tanaman hias tersebut ibu Mursana selain dari kebun yang dimiliki oleh ibu Mursana sendiri beliau mendapat pasokan tanaman hias jua dari daerah Malang dan daerah Bandung.
Pasar Tanaman Hias
B.     Pembahasan
1.      Krisan
Acara pertama dalam rangkaian praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias adalah kunjungan ke petani krisan di Bandungan. Petani yang diwawancarai bernama Pak Sukarman. Pak sukarman memiliki lahan seluas 5.000 m2 yang dijadikan sebagai lahan krisan. Krisan dibudidayakan di dalam Green House yang dibuat sendiri oleh Pak Sukarman.
Persiapan lahan dilakukan oleh Pak Sukarman sebelum melakukan penanaman krisan. Penggemburan tanah dilakukan menggunakan cangkul. Pemberian pupuk kandang diberikan sebanyak 1200kg/300m2. Pupuk kandang diberikan sebagai pupuk dasar. Pembuatan bedengan juga dilakukan guna mempermudah dalam budidaya krisan. Rajutan kawat dibuat setelah bedengan selesai dibuat dengantujuan untuk membantu untuk menopang tumbuhnya tanaman krisan
Penanaman krisan biasanya diawali dengan pembibitan terlebih dahulu. Media tanam untuk pembibitan adalah arang sekam padi, bagian bawahnya diberi plastik dengan lebar 3m untuk pembibitan seluas 300m2. Tebal media tanam adalah 5 cm. Pemberian pupuk seperti rootune untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Penanaman stek batang dengan jarak 2 cm. bibit yang baik memiliki batang tinggi. Diperlukan 15.000 bibit krisan untuk lahan seluas 300m2. Bibit diperoleh dari daerah Cipanas, dan jarang menggunakan bibit dari hasil panen sebelumnya. Tunas baru akan muncul pada 10 HST, dan dipindahkan pada 12 HST maksimal 15 HST. Lebih dari 15HST sudah tidak baik digunakan untuk bibit, karena akar yang susah untuk adaptasi.
Penanaman krisan diawali dengan penugalan pada lahan dengan jarak 10-15cm untuk mempermudah saat penanaman. Penanaman dilakukan pada malam atau sore hari. Tidak dilakukan pada siang hari agar bibit tidak mengalami panas berlebih yang mampu merusak tanaman. Krisann yang ditanam oleh Pak Sukarman terdiri dari 8 varietas dari Cipanas.
Perawatan yang dilakukan untuk budidaya krisan diantaranya adalah pemupukan, pengairan dan pengendalian hama penyakit. Pemupukan tanaman Krisan diberikan 10 hari dan 35 hari setelah pindah tanam dilakukan pemupukan. Pupuk tersebut antara lain : KNO3 merah dan NPK mutiara. Pemberian pupuk diberikan pada celah celah penanaman, karena pupuk yang bersifat higroskopis. Dosis pupuk adalah 20kg/300m2. Penyiraman dilakukan pada pagi hari setiap hari. Penyiraman tidak dilakukan pada siang hari karena pada siang hari transpirasi dan evaporasi berjalan dengan maksimal. Perendaman dilakukan saat bedengan benar-benar kering. Penyemprotan fungisida biasanya menggunakan dextand dengan dosis 2cc/liter, min.1cc per liter dengan frekuensi penyemprotan setengah bulan sekali. Apabila pengendalian kimiawi tidak mencukupi dilakukan pengendalian mekanis. Hama yang biasa terdapat pada lahan krisan adalah cacah daun yang disebabkan oleh hama penggigit perobek seperti ulat dan belalang.
Krisan dapat dipanen setelah berumur 4 bulan. Dalam satu tahun biasanya dilakukan 2 kali masa tanam, 1 kali masa tanam untuk masa sterilisasi. Variabel kualitas panen : warna bunga, dan berapa lama bunga tersebut tahan disimpan. Pemanenan dilakukan dengan pemotongan kemudian diletakkan pada daerah yang memiliki kelembapan tinggi agar bunga tidak layu pada tahapan pasca panen selanjutnya.
Bunga Krisan biasanya diikat 10 -11 batang per ikatnya. 20 ikat untuk bunga krisan yang memiliki kualitas rendah. Bunga yang telah diikat dibungkus dengan Koran. Bunga yang telah dibungkus tadi akan segera dipasarkan. Pemasaran biasanya dilakukan di daerah Solo, Jogja, dan Pati dengan harga per ikat Rp 16.000,00.
2.      Philodendron
Penanaman philodendron biasanya dilakukan dengan menggunakan bibit. Bibit didapatkan dari daerah Jakarta. Pembibitan yang dilakukan satu kali mampu bertahan hingga 7-8 tahun penanaman philodendron. Lahan seluas 1500m2 bibit  yang diperlukan adalah 7000 bibit tanaman.
Pengolahan tanah dilakukan agar tanah menjadi lebih mudah untuk ditanami. Pengolahan tanah yang dilakukan antara lain adalah mencangkul dan meratakan tanah dengan memberikan pupuk NPK satu karung untuk luasan lahan 1500m2. Penyiraman setelah pengolahan tanah dilakukan agar tanah menjadi gembur sehingga mudah untuk ditanami.
Penanaman philodendron dilakukan biasanya pada pagi hari. Jarak tanam philodendron adalah 30cm x 30 cm. Penanaman ini dilakukan pada lahan yang telah diolah dan dibuat bedengan. Pembuatan bedengan-bedengan ditujukan untuk mempermudah dalam pengelolaan tanaman.
Pemeliharaan yang dilakukan diantaranya adalah penyiraman, pemupukan, dan penelolaan hama penyakit. Penyiraman diberikan sekitar setengah bulan sekali, biasanya pengairan didapatkan melalui air hujan. Pemupukan ZA diberikan setengah bulan sekali, cara pemberian pupuk diletakkan di lubang mulsa sekitar daerah perakaran. Philodendron ini masih belum memiliki hama dan penyakit yang menyerang, sehingga perawatan seperti pestisida belum diberikan. Pemberian Round up satu bulan sekali bertujuan untuk membasmi gulma disekitar pertanaman Philodendron.
Kriteria panen tanaman philodendron  diantaranya adalah umur. Pemanenan dilakukan saat tanaman berusia 4 bulan setelah penanaman. Pemanenan dengan dilakukan pemotongan pada batangnya. Pemotongan batang dan daun dilakukan satu minggu sekali saat kriteria daun sudah memenuhi keinginan pasar.
Tindakan pasca panen yang dilakukan adalah sortasi dan grading. Sortasi dan grading bertujuan untuk memisahkan tanaman dengan kualitas baik dan yang kurang baik. Satu ikat bunga terdiri dari 10 batang dan dijual dengan harga Rp 6.000,00. Untuk tanaman Philodendron ini bertahan selama 1 minggu dengan pemberian air.
3.      Analisis Pasar Tanaman Hias
Tanaman booming memang pernah terjadi beberapa tahun laluseperti Adenium, Anthurium bisa berharga jutaan rupiah. Namun untuk saat ini tidak ada tanaman yang lebih unggul atau booming. Komoditas yang paling laku adalah mawar karena keunikan warna yang banyak variasi dan mudah dalam perawatan, Krisan dan Anggrek. Kebanyakan tanaman hias yang mereka jual didatangkan langsung dari Bandung, Malang, Tawangmangu.
Fluktuasi harga tanaman hias dapat terjadi sewaktu-waktu. Hal tersebut dapat terjadi apabila antara jumlah tanaman hias yang ada di pasaran tidak bisa memenuhi permintaan atau bahkan melebihi permintaan. Hal tersebut dikarenakan banyak masyarakat yang belum melakukan perbanyakan tanaman tersebut dan tanaman tersebut merupakan sebuah komoditas baru. Sehingga dalam melakukan budidaya tanaman hias harus mengetahui komoditas tanaman hias yang sedang berkembang di pasaran.
Komoditas yang dijual antara lain Anggrek,  Anggrek Dendrodium, Kaladiva, Anthurium, Bambu hias. Aglaonema dijual dengan haraga berkisar Rp 30.000,00 dan juga kaktus seharga Rp 5.000,00 hingga Rp 15.000,00. Harga tanaman hias mengalami peningkatan harga dan permintaannya saat hari-hari besar. Konsumen tidak hanya berasal dari Salatiga saja tetapi banyak berasal dari daerah-daerah lain di Indonesia.
Anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang paling diminati. Para penjual tanaman hias di Bandungan juga mengatakan hal demikian. Angrek memiliki nilai keindahan yang tinggi dan memiliki berbagai macam jenis dan bentuk yang unik. Hal inilah yang menjadikan anggrek diminati oleh banyak orang. Para penjual tanaman hias di Bandungan hamper semuanya menjual tanaman anggrek. Harga anggrek yang ditetapkan oleh para penjual daerah Banungan berkisar antara Rp. 80.000,- sampai Rp. 200.000,-



                                                                                                                                 V.            KESIMPULAN DAN SARAN
A.     Kesimpulan
1.      Tanaman hias merupakan tanaman dengan keindahan baik bunga maupun daun yang dapat mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi
2.      Tanaman hias Krisan lebih baik dibudidayakan di dataran tinggi dengan  perawatan yang intensif untuk mendapat kualitas yang bagus.
3.      Tanaman Phiolodendron tidak membutuhkan pemeliharaan yang khusus dalam budidayanya.
4.      Tanaman hias krisan dan Philodendron merupakan komoditas tanaman hias  yang mempunyai prospek baik dengan melihat tingginya minat pasar.
5.      Tanaman hias yang laku di pasaran saat ini adalah tanaman anggrek sedangkan untuk bunga potong, paling laris adalah bunga Krisan.
B.     Saran
Praktikum fieldtrip tanaman hias ini sudah bagus akan tetapi dalam koordinasi masalah pengumpulan laporan dan masalah koordinasi coass dengan praktikan harus ditingkatkan lagi karena tidak adanya info lebih lanjut mengenai pengumpulan laporan maupun praktikumnnya.


DAFTAR PUSTAKA
Budiarto K Y. Sulyo R. Maaswinkel dan S. Wuryaningsih 2006. Budidaya krisan bunga potong: Prosedur sistem produksi. Puslitbanghorti. 60 hal. ISBN : 979-8842-20-0. Jakarta.
Dreistadt, S. H  2001. Integrated Pest Management for Floriculture and Nurseries. University of California Division of Agriculture and Natural Resources. Oakland. 422p.
Effendi K. Marwoto 2003. Pola Night Break untuk Efisiensi Energi Listrik pada Usaha Krisan. http://pustaka.bogor.com /. Diakses pada tanggal 7 Desember 2014.
Hambali  G 2007.  Aglaonema  Silangan Greg  Hambali  Kiblat  Aglaomania Dunia. Jakarta: Flona Serial.
Herwinda 2009. Makalah     Philodendron.     http://rubytarizky. blogspot.com. Diakses tanggal 8 Desember 2014.
Isabella N 2003. Budidaya Bunga Krisan Potong (Dendranthema grandiflora Tzvelev) di PT Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas Cianjur Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kachurak F 2008. Biology 414: Taxonomy of Seed Plants. http://www.bio.psu.edu. Diaksees pada 27 November 2013
Lie   D S   2007.   Menanam   dan   Merawat Mawar. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
Lingga L 2007. Budidaya Mawar. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Rahardi  F. E M Nurcahyo  2000.  Agribisnis  Tanaman  Hias. Jakarta: Bina Aksara.
Riyan 2013. Bauran Pemasaran Bunga Krisan pada Kelompok Usaha Bersama Manik Mekar Nadi di Desa Besakih,Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata  ISSN: 2301-6523
Rukmana, R. dan A.E.  Mulyana.  2002.  Seri Bunga Potong Krisan dan Mawar.  Kanisius.  Yogyakarta.
Saragih 2000. Occupational Outlook Handbook 2006-2007. Claitors, Pub. Div.
Sudaryanto, Bambang. 2006. Budidaya Tanaman Krisan. Yogyakarta: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Triharyanto, Edy 2006. Tanaman Hias Indoor. Fakultas Pertanian. UNS.
Wediyanto, Agus et al. 2007. Standar  Operasional Prosedur Budidaya Krisan Potong. Jakarta: Direktorat Budidaya Tanaman Hias Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian.
Widiastuti, L, Tohari dan S, Endang. 2004. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Kadar Dominosida Terhadap Iklim Mikro dan Pertumbuhan Tanaman Krisan Dalam Pot. Dalam: http://agrisci.ugm.ac.id/. Diakses pada tanggal 27 November 2013.

 

Tidak ada komentar: