Rabu, 17 Desember 2014

LAPORAN PRAKTIKUM TBT SEMUSIM DAN TAHUNAN




                                                                                    I.            PENGAMATAN BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM
A.     Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Tanaman semusim merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam. Tanaman semusim istilah dalam bahasa Inggris annual plant, yang dimaksud satu musim adalah satu tahap dalam setahun. Bagi pertanian di daerah beriklim sedang seringkali yang dimaksud semusim adalah tanaman yang tidak perlu mengalami musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi). Tanaman semusim dalam pengertian botani yaitu tumbuhan yang menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam rentang setahun.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju dan semakin meningkatnya kebutuhan manusia. Manusia berusaha untuk meningkatkan hasil budidaya pertanian dengan menggunakan lahan yang ada dan memperoleh hasil yang tinggi. Teknik budidaya tanaman merupakan cara untuk meningkatkan produktivitas tanaman baik kualitas maupun kuantitas. Tanaman padi, jagung dan kacang tanah merupakan komoditas yang banyak di budidayakan di Indonesia sebagai makanan pokok. Padi dan jagung kaya akan karbohidrat digunakan sebagai bahan pangan sehari-hari dan kacang tanah yang banyak diolah dalam berbagai produk makanan penting.

Ketersediaan komoditas tersebut sangat berkaitan dengan hasil produksi petani. Kultur teknis yang dijalankan petani sangat menentukan keberhasilan budidaya. Penggunaan teknik budidaya yang baik dan benar akan mengoptimalkan produktivitas sehingga hasil akan melimpah. Unsur-unsur budidaya tanaman yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman antara lain kualitas benih/bahan tanam, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pengelolaan pasca panen.
1
 
Bahan tanam merupakan suatu awal keberhasilan suatu proses produksi. Kualitas benih sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil panen yang tinggi. Benih yang berkualitas mempunyai ciri mengkilap, tidak keriput, tidak cacat dengan warna normal, viabilitas tinggi, sehat, bersih, murni, dan asli. Pembentukan bibit dapat dilakukan dengan cara seleksi atau dengan cara persilangan dari induk yang masing-masing mempunyai sifat utama, unggul, dan baik. Bahan tanam yang dipergunakan juga harus disesuaikan dengan biji/bibit, dari mana bahan tanam itu berasal, melakukak atau tidaknya pengujian sebelum ditanam, perlakuan yang diberikan pada bibit tersebut dsb.
Pengolahan tanah bertujuan untuk menyediakan lahan agar siap tanam dengan meningkatkan kondisi fisik tanah agar siap untuk ditanami dan juga dalam pengolahan tanah memberikan alternatif perbaikan pengelolaan lahan yang lebih baik. Pengolahan tanah adalah manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yan baik bagi pertumbuhan tanaman. Pengelolaan lahan sangat diperlukan dalam usaha budidaya pertanian sebab jika pengelolaan lahan dilakukan kurang baik maka produktivitas lahan semakin lama dapat semakin berkurang bahkan pada akhirnya lahan menjadi tidak produktif atau rusak dan tidak dapat menjadi tempat budidaya pertanian secara baik.
Penanaman adalah persiapan sebelum tanam, waktu menanam, dan cara menanam. Sebelum melakukan penanaman, maka persiapan perlu untuk dikontrol, jika ada rumput liar seperti rumput teki, segera dicabut/dibersihkan agar tidak mengganggu tanaman. Rumput termasuk gulma yang dapat menjadi kompetitor bagi tanaman induk. Pengaturan jarak tanam yang tepat bagi tanaman dapat memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi tanaman untuk dapat memanfaatkan sumberdaya lingkungan secara maksimal, baik berupa lingkungan tanah, air maupun iklim. Tujuan dari penanaman yaitu untuk mengetahui cara-cara petani mendapatkan bahan tanam, menegetahui macam-macam cara penanaman tanaman pertanian, membandingkan maisng-masing cara penanaman yang dilakukan petani dan juga mampu memberikan kesimpulan dan kemungkinan perbaikan cara yang telah dilakukan oleh petani, serta menegvaluasi cara yang telah dilakukan petani tersebut dan dapat memberikan kesimpulan serta cara perbaikannya.
Pemeliharaan tanaman meliputi pengairan, pemupukan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. Pemupukan harus diperhatikan kapan waktu dan berapa dosis yang tepat untuk tanaman tersebut. Pemupukan bertujuan untuk menghindarkan tanaman dari kelebihan pupuk yang hanya akan meracuni tanaman tersebut, sehingga, hasil tanaman lebih optimal. Pemanenan memiliki tujuan yaitu untuk mengenal serta mempelajari cara-cara panen dan pemasaran produknya, serta memberikan perbaikan yang mungkin diperlukan dalam panen dan pemasaran produk petani pada beberapa komoditas yang ada. Tujuan pemakaina produk berbeda akan menentukan kriteria panen yang dilakukan serta menentukan tindak lanjut dalam menangani produk sampai ke konsumen/pasar. Manajemen yang efektif selama periode pascapanen adalah kunci dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Operasi skala besar dapat menguntungkan karena investasi mesin penanganan yang biayanya tinggi serta perlakuan-perlakuan pascapanen berteknologi tinggi. Teknologi sederhana biaya murah sering lebih sesuai untuk volume panen yang kecil dan petani terlibat langsung dalam pemasaran.
2.      Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum dari acara Pengamatan Budidaya Tanaman Semusim yaitu agar mahasiswa dapat terampil memadukan teori yang diperoleh dengan praktek riil yang dilakukan petani dalam pembudidayaan tanaman semusim.



B.     Tinjauan Pustaka
1.      Padi (Oryzae sativa)
Padi adalah komoditas utama yang berperan sebagai pemenuh kebutuhan pokok karbohidrat bagi penduduk. Komoditas padi memiliki peranan pokok sebagai pemenuhan kebutuhan pangan utama yang setiap tahunnya meningkat sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk yang besar, serta berkembangnya industri pangan dan pakan (Yusuf 2010).
Padi merupakan tanaman semusim dengan sistem perakaran serabut. Terdapat dua macam perakaran padi yaitu akar seminal yang tumbuh dari akar primer radikula pada saat berkecambah dan akar adventif sekunder yang bercabang dan tumbuh dari buku batang muda bagian bawah. Akar adventif tersebut menggantikan akar seminal. Perakaran yang dalam dan tebal, sehat, mencengkeram tanah lebih luas serta kuat menahan kerebahan memungkinkan penyerapan air dan hara lebih efisien terutama pada saat pengisian gabah (Suwardi 2002).
 Batang padi berbentuk bulat, berongga dan beruas-ruas. Antar ruas dipisahkan oleh buku. Ruas-ruas sangat pendek pada awal pertumbuhan dan memanjang serta berongga pada fase reproduktif. Pembentukan anakan dipengaruhi oleh unsur hara, cahaya, jarak tanam dan teknik budidaya. Batang berfungsi sebagai penopang tanaman, mendistribusikan hara dan air dalam 6 tanaman dan sebagai cadangan makanan. Kerebahan tanaman dapat menurunkan hasil tanaman secara drastis. Kerebahan umumnya terjadi akibat melengkung atau patahnya ruas batang terbawah, yang panjangnya lebih dari 4 cm. Daun padi tumbuh pada batang dan tersusun berselang-seling pada tiap buku. Tiap daun terdiri atas helaian daun, pelepah daun yang membungkus ruas, telinga daun (auricle) dan lidah daun (ligule). Daun teratas disebut daun bendera yang posisi dan ukurannya tampak berbeda dari daun yang lain. Satu daun pada awal fase tumbuh memerlukan waktu 4-5 hari untuk tumbuh secara penuh, sedangkan pada fase tumbuh selanjutnya diperlukan waktu yang lebih lama, yaitu sekitar 8-9 hari (Makarim dan Suhartatik 2009).
Padi biasanya dipanen pada kadar air sekitar 20-27%. Alat panen yang digunakan untuk memanen padi umumnya adalah sabit. Perontokan gabah sebagian besar dilakukan langsung di sawah setelah panen dengan cara menggebot (membanting) ke atas kayu atau bambu, dan menggunakan power thresher, kemudian dilanjutkan dengan pengeringan. Kegiatan pascapanen padi selanjutnya adalah penggilingan, penyimpanan dan pengemasan (Patiwiri 2006).
2.      Jagung (Zea mays)
Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman biji-bijian dari keluarga rumput–rumputan (Graminae). Jagung diklasifikasikan ke dalam divisi Angiospermae, kelas Monocotyledoneae, Ordo Poales, Famili Poaceae, dan Genus Zea. Menurut sejarahnya, tanaman jagung berasal dari Amerika dan merupakan tanaman sereal yang paling penting di benua tersebut. Berdasarkan bentuk bijinya (kernel), ada 6 tipe utama jagung, yaitu dent, flint, flour, sweet, pop, dan pod corns (Darrah et al 2003).
Sedangkan pengaruh pengaturan pola tanam terhardap jagung menunjukkan dengan jarak tanam yang makin rapat produktivitas jagung yang diperoleh per satuan m2 makin meningkat. Produksi jagung pada pola tanam jagung dan sambiloto jarak tanam 150 cm x 20 cm, sambiloto jarak tanam 120 cm x 20 cm, sambiloto jarak tanam 90 cm x20 cm berturut-turut adalah 13,3 tongkol/m2, 16,7 tongkol/m2 dan 22,2 tongkol/m2 untuk dua kali panen. Dengan asumsi per tongkol jagung setara dengan 25 gr jagung kering pipil, maka hasil jagung yang diperoleh dengan pola tanam dengan sambiloto mencapai 3,33 ton/ha sampai 5,55 ton/ha setiap kali panen, hasil ini lebih tinggi dari produktivitas rata-rata jagung nasional yang hanya mencapai 3,24 ton/ha dan pola tanam jagung dengan kelapa yang hanya mencapai 1.668 ton/ha (Ekwasita 2007).
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri) (Reni 2012).
Jagung sebagai tanaman yang banyak diusahakan pada sistem agroforestri ditanam saat musim penghu-jan. Hal itu mengisyaratkan bahwa air tersedia untuk tanaman berasal dari air hujan. Sedangkan pemenuhan keperluan unsur hara bagi tanaman kecuali tersedia oleh mineral tanah dapat ditunjang melalui pemupukan. Ber-beda dengan kedua faktor tersebut, cahaya merupakan faktor pembatas pertumbuhan tanaman yang tidak dapat diubah. Salah satu teknologi yang tepat untuk untuk meningkatkan produktifitas tanaman pada sistem agro-forestri adalah melalui varietas yang toleran terhadap radiasi rendah. Jagung sebagai tanaman C4 memiliki tanggapan terhadap cahaya yang berbeda dibandingkan dengan tanaman C3 karena perbedaan karakter fotosinte-sis. anaman C3 dibawah cahaya rendah kemungkinan lebih berhasil daripada tanaman C4 semacam jagung, namun perlu diuji karena tidak tertutup kemungkinan terdapat varietas yang toleran terhadap cahaya rendah (Djoko 2005).
Benih jagung direndam satu malam atau 24 jam sebelum tanam. Perendaman dilakukan jika hujan masih jarang turun. Perendaman bertujuan untuk mengaktifkan enzim-enzim yang diperlukan benih, sehingga benih mempunyai energi yang cukup untuk merombak cadangan makanan dalam biji untuk berkecambah. Benih yang telah direndam lalu dicampur dengan fungisida berbahan aktif metalaksil untuk mencegah serangan penyakit bulai pada tanaman muda (Noeriwan 2008).
Jagung yang banyak ditanam di Indonesia adalah tipe mutiara (flint) dan setengah mutiara (semiflint), seperti jagung Arjuna (mutiara), jagung Harapan (setengah mutiara), Pioneer-2 (setengah mutiara), Hibrida C-1 (setengah mutiara), dan lain-lain. Selain jagung tipe mutiara dan setengah mutiara, jagung tipe berondong (pop corn), jagung gigi kuda (dent corn), dan jagung manis (sweet corn) juga terdapat di Indonesia. Jagung jenis dent dicirikan dengan adanya corneous, horny endosperm pada bagian sisi dan belakang kernel, serta pada bagian tengah inti jagung menjulur hingga mahkota endospermanya lunak dan bertepung. Jagung jenis flintmemiliki bentuk yang tebal, keras, dengan lapisan horny endosperm disekeliling granula tengah, kecil, dan halus. Jagung jenis flour merupakan salah satu jagung yang sangat tua dimana hampir seluruh endospermanya berisi pati yang lunak dan mudah dibuat tepung. Jagung jenis sweet diyakini sebagai jenis jagung mutasi yang mengandung sedikit pati dengan endosperma berwarna bening. Jagung ini biasanya dikonsumsi sebagai campuran sayuran. Jagung jenis pop memiliki kernel kecil dan keras seperti jenis flintdengan kandungan pati yang lebih sedikit. Sedangkan jagung jenis pod merupakan jagung hias dengan kernel tertutup dan pada umumnya jagung jenis ini tidak ditanam secara komersial (Marzuki 2005).
3.      Kacang Tanah (Phaseolus vulgaris)
Tanaman kacang tanah berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya.Cabangnya menyamping pada batang utama, berbentuk bulat, dan berbulu.Warna batang dan cabangnya ada yang hijau ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling.Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya.Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua (Haneva 2012).
Bunga kacang tanah berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang tanah berbentuk silendris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek.Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat.Setiap polong berisi 10-15 biji.Biji kacang tanah lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat, dan hitam Tanaman kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan (Areas 2007).
Untuk menaikkan hasil kacang tanah per satuan luas, maka diperlukan usaha yang lebih intensif dalam sistem budidayanya. Usaha yang diperlukan dalam peningkatan hasil kacang tanah tidak hanya tertumpu pada aspek kuantitas tetapi juga mencakup aspek kualitas. Kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi hanya dapat diperoleh bila benih yang digunakan adalah benih yang bermutu (Zakaria 2009:125).
Tanaman kacang tanah merupakan salah satu tanaman bahan makanan penting di Indonesia yang harus diupayakan pengembangannya meskipun pada tanah marginal. Tanah salin adalah salah satu jenis tanah marginal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik pada fase perkecambahan maupun fase-fase lainnya. Pengaruh salinitas terhadap perkecambahan benih mencakup dua hal yaitu pengaruh tekanan osmosis yang tinggi sehingga benih sulit menyerap air dan pengaruh kimia atau keracunan oleh ion-ion spesifik yang menyusun garam. Karena itu penelitian untuk mengetahui sejauh mana toleransi tanaman kacang tanah terhadap salinitas, baik pada fase perkecambahan maupun pada fase sesudahnya perlu dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara metode sortasi benih dengan viabilitas dan vigor benih kacang tanah serta aplikasinya untuk menduga tingkat ketahanan salinitas (Nulhakim 2009).
Dilihat dari kandungan gizinya, kacang tanah memiliki nilai gizi yang tinggi. Kadar protein mencapai 25 gram per 100 gram. Protein kacang merupakan protein nabati berkualitas tinggi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak, vegetarian dan orang yang mengkonsumsi sedikit daging. Kadar lemak kacang tanah merupakan bahan pangan sumber minyak. Kadar lemak kacang tanah mencapai 43 gram per 100 gram. Kacang tanah kaya akan asam lemak tidak jenuh yang dapat menurunkan kolesterol darah (Astawan 2009).
C.     Metodologi Praktikum
1.      Pengamatan Padi (Oryza sativa)
a.       Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Semusim dan Tahunan acara Pengamatan Budidaya Tanaman Semusim ini dilaksanakan hari Sabtu, 02 November 2013. Praktikum ini bertempat di lahan pertanian padi Dusun Talang, Desa Transang, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo.
b.      Alat dan Bahan
1)      Alat: Alat tulis
2)      Bahan: Lahan pengamatan
c.       Cara Kerja
1)      Pengolahan tanah
a)      Mengamati pengolahan lahan pada lokasi yang telah ditentukan.
b)      Mencari informasi sebanyak-banyaknya yang terkait dengan pegelolaan lahan yang dilakukan oleh petani.
c)      Mencatat semua data yang diperoleh.
2)      Penanaman
a)      Melakukan pengamatan di lokasi yang telah ditentukan.
b)      Melakukan wawancara dengan petani tentang asal usul bahan tanam/bibit.
c)      Membuat laporan/kesimpulan serta usaha perbaikan yang perlu dilakukan.
d)      Mengamati semua pertanaman yang ada yang diusahakan oleh petani baik dalam satu hamparan atau dalam satu petakan.
e)      Menanyakan kepada petani mengenai masalah-masalah terkait dengan penggunaan bahan tanam.
f)        Mencari informasi tentang pola pertanaman yang dilakukan baik jenis tanaman yang ditanam, alasan memilih pola tanam.
g)      Membuat laporan/kesimpulan dari data yang diperoleh serta perbaikan untuk memperbaiki cara-cara yang mungkin kurang pas yang telah dilakukan oleh petani.
3)      Pemeliharaan
a)      Melakukan pengamatan kondisi pertanaman yang ada lokasi yang telah ditentukan.
b)      Mewawancarai petani masalah pemeliharaan tanaman yang dilakukan sejak tanaman mulai ditanam di lapang sampai akan melakukan panen.
c)      Membuat laporan/kesimpulan serta perbaikan yang mungkin dapat diberikan untuk memperbaiki kultur teknik yang kurang tepat yang telah dilakukan oleh petani.
4)      Pemanenan
a)      Melakukan wawancara dengan petani mengenai kriteria panen yang dilakukan oleh petani.
b)      Menanyakan mengenai alat-alat untuk panen dan cara panen.
c)      Membuat laporan/kesimpulan mengenai perbaikan sistem yang telah dilakukan oleh petani.
5)      Pengelolaan pasca panen
a)      Mewawancarai petani mengenai pengelolaan pasca panen yang dilakukan oleh petani untuk mempertahankan kualitas produk hasil panen.
b)      Menanyakan tentang usaha yang dilakukan untuk memasarkan produk.
c)      Membuat laporan/kesimpulan mengenai perbaikan sistem yang telah dilakukan oleh petani.
2.      Pengamatan Jagung (Zea mays)
a.       Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Semusim dan Tahunan acara Pengamatan Budidaya Tanaman Semusim ini dilaksanakan hari Kamis, 10 Oktober 2013. Praktikum ini bertempat di lahan pertanian jagung Njetis, Colomadu, Kartosuro.
b.      Alat dan Bahan
1)      Alat: Alat tulis
2)      Bahan: Lahan pengamatan
c.       Cara Kerja
1)      Pengolahan tanah
a)      Mengamati pengolahan lahan pada lokasi yang telah ditentukan.
b)      Mencari informasi sebanyak-banyaknya yang terkait dengan pegelolaan lahan yang dilakukan oleh petani.
c)      Mencatat semua data yang diperoleh.
2)      Penanaman
a)      Melakukan pengamatan di lokasi yang telah ditentukan.
b)      Melakukan wawancara dengan petani tentang asal usul bahan tanam/bibit.
c)      Membuat laporan/kesimpulan serta usaha perbaikan yang perlu dilakukan.
d)      Mengamati semua pertanaman yang ada yang diusahakan oleh petani baik dalam satu hamparan atau dalam satu petakan.
e)      Menanyakan kepada petani mengenai masalah-masalah terkait dengan penggunaan bahan tanam.
f)        Mencari informasi tentang pola pertanaman yang dilakukan baik jenis tanaman yang ditanam, alasan memilih pola tanam.
g)      Membuat laporan/kesimpulan dari data yang diperoleh serta perbaikan untuk memperbaiki cara-cara yang mungkin kurang pas yang telah dilakukan oleh petani.
3)      Pemeliharaan
a)      Melakukan pengamatan kondisi pertanaman yang ada lokasi yang telah ditentukan.
b)      Mewawancarai petani masalah pemeliharaan tanaman yang dilakukan sejak tanaman mulai ditanam di lapang sampai akan melakukan panen.
c)      Membuat laporan/kesimpulan serta perbaikan yang mungkin dapat diberikan untuk memperbaiki kultur teknik yang kurang tepat yang telah dilakukan oleh petani.
4)      Pemanenan
a)      Melakukan wawancara dengan petani mengenai kriteria panen yang dilakukan oleh petani.
b)      Menanyakan mengenai alat-alat untuk panen dan cara panen.
c)      Membuat laporan/kesimpulan mengenai perbaikan sistem yang telah dilakukan oleh petani.
5)      Pengelolaan pasca panen
a)      Mewawancarai petani mengenai pengelolaan pasca panen yang dilakukan oleh petani untuk mempertahankan kualitas produk hasil panen.
b)      Menanyakan tentang usaha yang dilakukan untuk memasarkan produk.
c)      Membuat laporan/kesimpulan mengenai perbaikan sistem yang telah dilakukan oleh petani.



3.      Pengamatan Kacang tanah (Arachis hypogea)
a.       Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Semusim dan Tahunan acara Pengamatan Budidaya Tanaman Semusim ini dilaksanakan hari Sabtu, 09 November 2013. Praktikum ini bertempat di lahan pertanian kacang tanah Desa Ngringo, Palur, Karanganyar.
b.      Alat dan Bahan
1)      Alat: Alat tulis
2)      Bahan: Lahan pengamatan
c.       Cara Kerja
1)      Pengolahan tanah
a)      Mengamati pengolahan lahan pada lokasi yang telah ditentukan.
b)      Mencari informasi sebanyak-banyaknya yang terkait dengan pegelolaan lahan yang dilakukan oleh petani.
c)      Mencatat semua data yang diperoleh.
2)      Penanaman
a)      Melakukan pengamatan di lokasi yang telah ditentukan.
b)      Melakukan wawancara dengan petani tentang asal usul bahan tanam/bibit.
c)      Membuat laporan/kesimpulan serta usaha perbaikan yang perlu dilakukan.
d)      Mengamati semua pertanaman yang ada yang diusahakan oleh petani baik dalam satu hamparan atau dalam satu petakan.
e)      Menanyakan kepada petani mengenai masalah-masalah terkait dengan penggunaan bahan tanam.
f)        Mencari informasi tentang pola pertanaman yang dilakukan baik jenis tanaman yang ditanam, alasan memilih pola tanam.
g)      Membuat laporan/kesimpulan dari data yang diperoleh serta perbaikan untuk memperbaiki cara-cara yang mungkin kurang pas yang telah dilakukan oleh petani.
3)      Pemeliharaan
a)      Melakukan pengamatan kondisi pertanaman yang ada lokasi yang telah ditentukan.
b)      Mewawancarai petani masalah pemeliharaan tanaman yang dilakukan sejak tanaman mulai ditanam di lapang sampai akan melakukan panen.
c)      Membuat laporan/kesimpulan serta perbaikan yang mungkin dapat diberikan untuk memperbaiki kultur teknik yang kurang tepat yang telah dilakukan oleh petani.
4)      Pemanenan
a)      Melakukan wawancara dengan petani mengenai kriteria panen yang dilakukan oleh petani.
b)      Menanyakan mengenai alat-alat untuk panen dan cara panen.
c)      Membuat laporan/kesimpulan mengenai perbaikan sistem yang telah dilakukan oleh petani.
5)      Pengelolaan pasca panen
a)      Mewawancarai petani mengenai pengelolaan pasca panen yang dilakukan oleh petani untuk mempertahankan kualitas produk hasil panen.
b)      Menanyakan tentang usaha yang dilakukan untuk memasarkan produk.
c)      Membuat laporan/kesimpulan mengenai perbaikan sistem yang telah dilakukan oleh petani.



D.   Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1.      Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Petani Padi, Jagung dan Kacang Tanah
Identitas
Padi
Jagung
Kacang Tanah
Nama Petani
Slamet Raharjo
Harto Prayetno
Kamdi
Dusun
Talang
Bolon
Ngringo
Desa
Transang
Bolon
Ngringo
Kecamatan
Gatak
Colomadu
Palur
Kabupaten
Sukoharjo
Karanganyar
Karanganyar
Varietas
64 pp
P21
-
Sumber : Logbook
2.      Pembahasan
a.    Komoditas Padi (Oryza sativa)
1)   Bahan Tanam
Pengamatan budidaya tanaman padi dilakukan di daerah milik bapak Slamet raharjo di Dusun Talang, Desa Transang, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Bibit yang digunakan Bapak Slamet adalah varietas 64 pp yang memiliki sifat berumur lebih panjang dan bulir padi yang lebih besar.
Bibit varietas Sehera ini diperoleh Bapak Parman dari Badan Sertifikasi benih melalui kelompok tani yang aktif di desa tersebut. Bapak Slamet tidak melakukan pengujian terhadap benih yang dipakainya karena beliau yakin terhadap bibit tersebut yang dapat dilihat dari hasil produksi padi yang dilakukan oleh petani lain yang menggunakan varietas yang sama sebelumnya. Kebutuhan benih/biji luasan lahan Bapak Slamet adalah 20 kg. Sedangkan 1 bungkus berisi 5 kg, sehingga dibutuhkan 4 bungkus untuk persemaian. Sebelum persemaian, bibit tersebut di jemur sehari di bawah matahari langsung, kemudian biji padi direndam selama 3 hari 3 malam hingga padi berkecambah. Perendaman dimaksudkan untuk mempercepat perkecambahan bibit padi. Benih padi siap untuk disemai ketika sebagian besar sudah berkecambah.
Selama menunggu kesiapan benih, petani menyiapkan lahan untuk tempat penyemaian. Lahan penyemaian biasanya dibuat rata, pinggirnya dibuat parit agar tanah tidak tergenang air. Tanah yang tergenang air akan membuat benih tidak bisa tumbuh karena busuk. Lahan untuk persemaian berukuran 3m x 4m yang diambil dari lahan tanam. Lahan persemaian dicangkul dan dibuat bedengan. Bedengan digenangi air semalaman agar meresap ke dalam tanah. Setelah tanah macak-macak, benih bisa ditebar. Sebelum benih ditabur dilakukan pemupukan pada bedengan. Pemupukan pada lahan persemaian menggunakan pupuk kandang dan pupuk dasar (TSP Phonska). Tujuan dilakukan pemupukan yaitu agar bibit tumbuh dengan baik, karena bibit menentukan hasil produksi nantinya.
Cara menentukan waktu penyemaian yaitu 20 hari sebelum pengolahan lahan. Setelah bibit berumur 20 hari, bibit siap pindah tanam. Sebelum bibit dipindah tanam, lahan persemaian digenangi air untuk memudahkan dalam mencabut bibit. Bibit dicabut 5-10 batang sekaligus dan kemudian diikat. Dalam mengikat harus hati-hati agar bibit tidak rusak. Transportasi ke lahan tanam tidak diperlukan karena lahan persemaian menjadi satu dengan lahan tanam.
2)   Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan Bapak Slamet sebelum menanam bibit. Pengolahan ini bertujuan untuk mengolah lahan agar lahan subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan dilakukan setelah melalui masa panen tanaman sebelumnya. Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang dikehendaki oleh tanaman. Setelah panen sebelumnya, lahan dibiarkan beberapa saat baru setelah itu digenangi air.
Tanah dicangkul terlebih dahulu pada tepi lahan. Pencangkulan dilakukan dengan tujuan untuk meninggikan pematang sawah dan mempermudah saat pembajakan. Pembajakan dilakukan dengan menggunakan traktor, traktor untuk mengolah tanah dengan alat pembajak berupa luku dan garu. Luku ini digunakan pada pengolahan pertama yang digunakan untuk membalik tanah. Pengolahan tanah dengan menggunakan traktor seprti ini sudah sejak lama dilakukan mengingat efisien waktu dan hasil yang lebih baik. Alasannya karena pengoperasian mudah diatur sesuai keinginan misal kedalaman pembalikan tanah, kualitas peralatan lapisan, dan lainnya. Traktor dikatakan lebih efisien hasil dan waktu daripada tenaga hewan.
Pengolahan tahap kedua menggunakan garu, digunakan untuk meratakan tanah, menghilangkan sisa-sisa jerami dan menghaluskan partikel tanah. Penggaruan ini berfungsi mengubah tanah bongkahan tadi menjadi partikel yang lebih kecil.Pengolahan tanah dilakukan dimulai bibit sudah siap tanam. Membajak berarti membalik tanah beserta tumbuhan rumput sisa tanaman sebelumnya (jerami), kotoran lain hingga terbenam, sehingga akhirnya membusuk. Dengan pembajakan ini pula, unsur-unsur yang ada di dalamnya kembali masuk ke tanah dan dapat menjadi makanan bagi tanaman berikutnya.
Setelah 10 hari kemudian, lahan digaru. Setelah pembajakan lahan tidak langsung digaru, hal ini bertujuan agar sisa jerami membusuk terlebih dahulu dan mematikan gulma. Tujuan menggaru ialah meratakan tanah dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah agar menjadi halus sehingga tanaman bisa tumbuh merata. Pada saat menggaru sebaiknya sawah dalam keadaan basah, dan selama digaru diusahakan saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup, agar lumpur tidak hanyut terbawa air keluar. Setelah proses pengolahan tanah selesai maka  siap dilakukan penanaman.
3)   Penanaman
Tanah atau lahan sawah yang sudah diolah siap untuk ditanami. Ketika akan ditanami, tanah digenangi agar tanah mudah ditanami terlebih dahulu. Pindah tanam dilakukan saat bibit berumur 20 hari. Proses pindah tanam dilakukan dengan metode transplanting yaitu memindahkan bibit dari lahan persemaian ke lahan budidaya. Sistem tanam yang dilakukan berupa penanaman secara monokultur yaitu hanya tanaman padi yang dibudidayakan.
Jarak tanam yang digunakan adalah 25 x 25 cm. Jarak tanam yang digunakan karena lahan yang digunakan sempit. Untuk mempermudah jarak tanam yang juga merupakan penentuan lubang tanam digunakan alat bantu sederhana berupa potongan bambu yang sudah ditandai. Penanaman menggunakan sistem tandur yaitu para buruh tandur menanam bibit dengan mundur. Untuk mendapatkan anakan yang merata pada setiap tanaman, diusahakan penanaman bibit dengan posisi tegak lurus.
4)   Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan tanaman padi dilakukan pengairan, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakir serta penyiangan. Pengairan pada lahan Bapak Slamet berasal dari Irigasi. Selama masa tanam, pemupukan dilakukan sebanyak dua kali.
Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman berumur 14 hari setelah tanam. Pemupukan pertama bertujuan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman secara optimum, untuk memacu pertumbuhan tanaman agar cepat besar dan agar terlihat hijau segar merata. Pupuk yang digunakan berupa pupuk Phonska sebanyak 4 sak (200 kg). Penggunaan pupuk Phonska karena pupuk ini memacu pertumbuhan tanaman sehingga tanaman tumbuh optimal serta berpotensi menghasilkan bulir padi yang padat berisi.
Selain pemupukan, juga dilakukan penyemprotan obat dengan pemberian pestisida namun apabila tidak ada tanda serangan pak slamet tidak menggunakan pestisida dalam penanggulangan hama. Hama yang menyerang lahan pak slamet biasanya tikus dan penggerek batang padi. Penanganan hama tikus dengan gropyokana sedangkan penggerek batang dengan pestisida.
Penyiangan dilakukan sehari setelah pemupukan dan pengobatan. Hal ini dikarenakan pada saat itu kondisi tanah lebih empuk sehingga mempermudah proses penyiangan. Penyiangan dilakukan secara mekanik dengan menggunakan alat sorok. Sorok mempunyai tangkai dari kayu yang panjang dan bagian bawah berupa lempengan besi yang bergerigi. Cara menggunakan alat ini dengan didorong di antara larikan tanaman padi. Alat ini dimodifikasi Bapak Parman menjadi dalam satu lengan terdapat dua lempeng besi penggaruk tanah yang dapat menggaruk gulma di dua jalur sekaligus sehingga mempercepat penyiangan. Macam gulma yang ditemukan di lahan meliputi rumput, apungan, dan sedang-dalam.
Setelah penyiangan, dilakukan pemupukan kedua. Kondisi lahan sebelum dilakukan pemupukan kedua yaitu lahan telah bersih dari gulma karena telah dilakukan penyiangan. Dilakukannya penyiangan terlebih dahulu sebelum dilakukannya pemupukan kedua bertujuan agar tidak terjadi kompetisi hara antara tanaman padi dan gulma, sehingga pemupukan lebih efektif.Pemupukan kedua dilakukan saat tanaman berumur 33 hari setelah tanam. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Phonska 1 kw. Tujuan dari pemupukan kedua ini adalah untuk mempercepat perkembangan tanaman.
5)   Pemanenan
Panen padi dilakukan saat padi berumur kurang lebih 4 bulan (105 hari setelah tanam), padi sudah mulai menguning, dan malai sudah merunduk. Panen dilakukan pada cuaca yang cerah atau tidak dalam kondisi hujan agar kualitas biji bagus dan kadar air tidak terlalu tinggi. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan sabit.
Pak Slamet biasanya menebaskan padinya karena sudah kebiasaan dan memilih menggunakan benih dari balai sertifikasi daripada dari biji hasil panenya. Cara memanen dengan memotong batang padi kira-kira 20 cm dari bagian permukaan tanah agar bagian tanaman yang terpotong lebih panjang dengan tujuan memudahkan untuk memegang tanaman padi saat perontokan padi.
6)   Pengolahan Pasca Panen
Kegiatan pasca panen padi meliputi pengeringan, penyimpanan gabah, dan penyelepan. Pengeringan dilakukan dengan tujuan menjaga dormansi gabah agar tidak berkecambah. Pengeringan dilakukan:
a)    Menjemur gabah yang telah ditanam di bawah sinar matahari di halaman rumah.
b)   Saat penjemuran bisa dialasi dengan karung plastik.
c)    Dalam penjemuran, gabah dibolak-balik agar sinar matahari mengenai gabah yang dijemur secara merata, sehingga padi dapat kering dengan cepat.
d)   Penjemuran/pengeringan dilakukan kurang lebih seminggu apabila cuaca panas dan tidak turun hujan.
e)    Secara sederhana, cara untuk mengetahui apakah gabah telah kering atau belum yaitu dengan cara menggigit butir padi dengan gigi. Apabila saat digigit gabah terasa keras dan berbunyi, itu berarti gabah sudah kering dan pengeringan dihentikan.
Setelah gabah kering, gabah bisa diselep maupun disimpan terlebih dahulu. Tujuan penyimpanan agar gabah bebas dari seranganorganisme pengganggu. Gabah yang telah dijemur dan kering dikemas dalam wadah berupa karung atau kresek dan dijahit atau ditali dengan raffia. Padi yang telah dikemas dapat disimpan dalam gudang. Gudang harus dalam keadaan tertutup agar hama gudang tidak bisa masuk, tetapi sanitasi gudang harus dijaga. Dalam penyimpanan, gudang perlu dijaga kebersihan dan kelembabannya.
Pasca panen memerlukan penyelepan. Penyelepan bertujuan untuk memisahkan kulit gabah dengan beras. Penyelepan dilakukan dua kali. Penyelepan pertama belum semua kulit gabah terkelupas. Gabah yang kulitnya belum terkelupa dinamakan beras PK. Penyelepan kedua dilakukan untuk menghasilkan beras yang putih dan kulit gabah terkelupas semua. Setelah gabah digiling dan dihasilkan beras, beras dapat dikemas dalam karung maupun kantong plastik untuk dijual maupun disimpan. Gabah hasil panen semuanya ditebaskan dan dibagi dengan tenaga kerja yang membantu. Harga sekali tebas biasanya pak slamet mematok Rp 5.000.000 – Rp 6.000.000 .
b.    Komoditas Jagung (Zea mays)
1)   Bahan Tanam
Pengamatan dilakukan dilahan milik bapak Harto Prayetno yang berlokasi di desa Bolon, kecamatan Calamadu, kabupaten Karanganyar. Bahan tanam yang digunakan dalam penanaman jagung pada praktikum TBT Semusim ini yaitu biji. Kebutuhan benih untuk suatu luasan pertanaman, ditentukan oleh komponen antara lain luas lahan yang akan ditanami, jarak tanam, jumlah biji per lubang tanam, persen daya kecambah benih, persen benih yang tumbuh, dan bobot benih per 1000 biji (gram).
Berdasarkan hasil pengamatan, petani menggunakan bahan tanam berupa biji dengan varietas jenis p21. Benih tersebut diperoleh petani dari membeli langsung di toko benih. Benih yang akan digunakan oleh petani tersebut tidak dilakukan pengujian lagi karena petani percaya dengan uji yang sudah dilakukan oleh Departemen Pertanian sebelum varietas ini dipasarkan.
2)   Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan tempat tumbuh bagi tanaman jagung, sehingga perakaran tanaman dapat berkembang dengan baik. Dengan demikian absorbsi hara oleh tanaman berlangsung secara optimal. Pengolahan tanah pada lahan jagung ini menggunakan cangkul.
Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan traktor dan juga cangkul. Pengolahan lahannya terbatas hanya pada bagian yang digunakan untuk pertanaman, sehingga bisa lebih menghemat waktu dan tenaga. Pengolahan lahan diberikan setiap akan menanam jagung, dilakukan pada awal musim penghujan sehingga petani tidak perlu melakukan pengairan lagi. Lahan diolah dengan sistem bedengan agar mempermudah dalam proses pengairan.
Jarak antara bedengan tergantung pada lokasi lahan, kepekaan erosi tanah, dan erosivitas hujan. Semakin curam lahan tersebut, semakin pendek jarak guludan, semakin peka tanah terhadap erosi semakin pendek jarak lereng dan semakin tinggi erosivitas hujan, semakin pendek jarak lereng.Pengolahan minimum yang dilakukan seperti mencangkul tanah dengan kedalaman 15-20 cm pada lahan yang akan ditanami dan membersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman sebelumnya hanya pada lahan yang ditanami. Tanah diolah dengan membuat alur-alur pada lahan yang akan ditanami. Lahan dibuat bedengan untuk mempermudah pengairan dengan arah utara selatan. Jarak tanam jagung yang digunakan adalah 75 cm x 30 cm.
Tempat-tempat seperti sawah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan pembuatan saluran air yang bertujuan untuk dapat menumbuhkan jagung. Tanah yang kandungan haranya cenderung tinggi maka pengolahan lahan praktis harus dilakukan dengan baik hingga menjadi gembur, sedangkan tanah berpasir atau ringan diperlukan pengolahan tanah seperlunya saja, agar kandungan hara di dalamnya tidak mudah larut
3)   Penanaman
Proses penanaman dapat dimulai setelah proses persiapan lahan selesai. Penanaman jagung merupakan proses memasukkan benih jagung ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan. Penanaman jagung perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harapan produksi yang diperoleh karena jagung akan diambil hasilnya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan tersebut adalah:
a)    Waktu Tanam
Waktu penanaman yang sesuai dapat menurunkan resiko kegagalan pada saat panen. Sesuatu yang sekiranya menjadi kendala pada proses pengelolaan tanaman hingga panen perlu mendapat perhatian, misalnya musim tanam, kesulitan air, pengaruh hama yang menyerang tanaman jagung pada saat tertentu.
b)   Jarak Tanam
Penggunaan jarak tanam yang sesuai dapat meningkatkan hasil. Peningkatan populasi per satuan luas sampai batas tertentu dapat meningkatkan hasil biji, akan tetapi penambahan jumlah tanaman selanjutnya akan menurunkan hasil, dikarenakan terjadi persaingan hara, air dan cahaya matahari, serta ruang tumbuh tanaman. Penurunan jumlah biji per tanaman ini lebih besar dibandingkan dengan penambahan jumlah tongkol dan berat biji, karena kerapatan tanaman. Populasi tanaman sangat tergantung dengan jenis jagung yang dipakai, lingkungan pertumbuhan tingkat kesuburan tanah dan distribusi curah hujan atau ketersediaan air. Jarak tanam yang dipakai yaitu 75 cm x 30 cm.
c)    Cara Menanam Jagung
Proses penanaman jagung yang biasa dilakukan oleh para petani pada umumnya menggunakan alat sederhana yang dinamakan tugal. Tugal adalah alat semacam tongkat yang terbuat dari kayu dan pada salah satu ujungnya dibuat runcing. Alat tersebut digunakan dengan cara ditugalkan kedalam tanah sesuai dengan pengaturan jarak tanam tertentu dengan kedalaman lubang 2-3 cm.
Kondisi benih yang baik dan lingkungan yang mendukung, serta kelembaban dalam tanah dan suhu dapat mempengaruhi perkecambahan. Kedalaman penanaman dan penutupan lubang sangat berpengaruh terhadap kecepatan perbenihan.Kedalaman lubang tanam harus diperhatikan agar proses perkecambahan tidak terhambat dan tidak mudah rebah. Biji yang dimasukkan pada tiap lubang sebanyak sekitar 2 biji. Setelah itu tanah ditutup kembali dan ditambahkan pupuk kandang atau kompos. Pengairan dilakukan 2 hari setelah masa tanam.
4)   Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi kegiatan penyulaman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman tidak dilakukan karena tanah yang digunakan termasuk tanah yang basah. Selain itu, penyiraman jug telah dibantu oleh turunnya hujan.
Penyulaman berfungsi untuk menggantikan benih tanaman jagung yang tidak tumbuh dengan baik dengan benih tanaman jagung yang tumbuh baik. Pemupukan dilakukan pada saat tanaman mulai tumbuh cukup besar. Cara pemupukan yang digunakan yaitu pupuk langsung disebar di sekitar tanaman jagung. Jenis pupuk yang digunakan adalah Urea dan juga ZA. Pemupukan tersebut dilakukan dengan cara manual sehingga tidak memerlukan alat pertanian. Pemupukan berguna untuk meningkatkan hasil produksi dan juga ketahanan terhadap penyakit.
Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 14 HST, dengan membersihkan rumput atau gulma dengan menggunakan alat bantu berupa cangkul dan sabit. Tidak ada hama dan penyakit yang terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan jagung, sehingga tidak dilakukan penyemprotan dengan pestisida. Jagung masih tetap tumbuh normal meski terdapat sedikit hama disana.
5)   Pemanenan
Tanaman jagung siap dipanen ketika sudah mulai menguning dan buah jagung tumbuh besar dan berwarna kuning. Kebanyakan pemanenan dilakukan secara manual dengan menggunakan sabit. Pemanenan dilakukan dengan cara memangkas pohon dari bagian bawah sampai pangkal pohon. Lalu diikat, kemudian diangkut ke dalam truk untuk dijual. Pemanenan dilakukan saat jagung berumur 3 bulan. Kondisi pohon saat panen berwarna coklat muda kering. Selain itu juga ditandai dengan biji yang sudah terisi semua dan penuh. Klobot jagung dibuka saat masih dalam tanaman. Tanaman jagung disiangi terlebih dahulu, kemudian baru dipanen. Panen tongkol umum dilakukan pada petani lahan tadah hujan. Pemanenan tongkol pada lahan tadah hujan, kadar air biji sudah agak rendah, yaitu 25-30%. Tongkol kemudian diangkut ke tempat pengumpulan untuk diangin-anginkan beberapa saat, lalu dikupas, dan dikeringkan. Batang tanaman ditebang untuk dijadikan pakan atau tetap dibiarkan di lapang. 
6)   Pengolahan Pasca Panen
Dalam pasca panen yang dilakukan adalah mengolah hasil panen menjadi pakan ternak. Pengolahan biji jagung dengan pemipilan. Pemipilan bertujuan untuk memudahkan biji jagung untuk diolah menjadi pakan ternak. Selain itu hasil panen ada yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
Tujuan utama pengeringan adalah untuk menurunkan kadar air agar memudahkan pemipilan dan meningkatkan daya simpan biji jagung. Pengeringan adalah upaya untuk menurunkan kadar air biji jagung agar aman disimpan. Kadar air biji yang aman untuk disimpan berkisar antara 12%-14%. Pada saat jagung dikeringkan terjadi proses penguapan air pada biji karena adanya panas dari media pengering, sehingga uap air akan lepas dari permukaan biji jagung ke ruangan di sekeliling tempat pengering.
Dari hasil pengamatan, hasil panen yang diperoleh sebagian dijual kepada tengkulak. Jadi setelah panen, hasil panen tersebut diangkut menggunakan truk. Bagian tanaman seperti daun, batang, digunakan sebagai pakan ternak, sedangkan biji jagung atau tongkol akan diambil bijinya lalu dikeringkan untuk dijual sebagai pakan burung dan juga dijual ke konsumen dan terkadang untuk digunakan sendiri.
c.    Komoditas Kacang Tanah (Arachis hipogaea)
1)   Bahan Tanam
Pengamatan budidaya kacang tanah dilakukan di lahan di lahan milik bapak Kamdi desa Ngringo, Palur, Karanganyar.Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Kamdi, biji kacang tanah didapatkan dari hasil panen sebelumnya. Sebelum ditanam, biji tersebut diuji terlebih dahulu. Biji tersebut tersebut diseleksi mana yang baik dan mana yang buruk. Biji yang baik cirinya adalah kulitnya halus dan tidak keriput, berukuran lebih besar dan tidak ada salah satu bagian permukaan yang cacat. Biji-biji yang telah diseleksi dikupas kulitnya dan direndam dalam air selama kurang lebih sehari semalam. Kacang tanah tidak membutuhkan adanya persemaian ataupun pindah tanam karena proses penanaman langsung dilakukan pada lahan yang merupakan media tanam bagi tanaman kacang tanah.
2)   Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul. Pengolahan tanah dimulai 3 hari sebelum masa tanam. Pada saat pengolahan tanah kondisi tanah dalam kondisi lembab. Pada saat pencangkulan ditambahkan pupuk kandang dan pupuk SP36 sebagai pupuk dasar untuk menunjang ketersediaan unsur hara bagi tanaman sehingga biji yang ditanam akan lebih mudah untuk berkecambah.
3)   Penanaman
Penanaman biji kacang tanah dilakukan secara langsung tanpa melalui pindah tanam. Jarak tanam yang diterapkan sekitar 20 cm x 20 cm, namun petani tersebut tidak menggunakan pengukuran yang pasti dalam penanaman tersebut. Kacang tanah ditanam secara monokultur. Pada saat penanaman, dibuat lubang tanam dengan cara digejog. Kemudian perlubang diisi 3 biji kacang tanah yang telah disiapkan.
4)   Pemeliharaan
Pemeliharaan kebun meliputi penyiangan, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan pada saat tanaman disekitarnya telah dipenuhi tumbuhan-tumbuhan liar yang dapat menggunakan aktivitas pertumbuhan kacang tanah. Hama yang sering menyerang pada saat budidaya kacang tanah sampai panen adalah rayap.
5)   Pemanenan
Pemanenan dilakukan kurang lebih saat tanaman berumur 3 bulan. Pemanenan dilakukan secara serempak dalam satu lahan tersebut. Pada saat pemanenan dibutuhkan pekerja sekitar 7 orang hingga 8 orang. Untuk memudahkan dalam melakukan pembedolan pada saat pemanenan, 4 hari sebelum panen, tanah/air diairi dahulu. Sehingga tanah menjadi basah dan saat dicabut tidak ada biji yang tertinggal di dalam tanah.
6)   Pengolahan Pasca Panen
Pengolahan pasca panen ini merupakan tahap akhir dari budidaya tanaman semusim kacang tanah. Pasca panen pada kacang tanah ini meliputi; pengeringan, pengupasan biji dari kulitnya, serta penyimpanan. Pengeringan dilakukan kurang lebih 4 hari. Jika dalam kondisi yang terik, pengeringan akan lebih singkat. Berat polong setelah pengeringan akan berkurang setengahnya. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kandungan air, sehingga biji/polong dapat bertahan lama, kurang lebih dapat disimpan selama 1 tahun. Hama gudang pada penyimpanan kacang tanah yang sering ditemui adalah hama tikus. Kacang tanah dijual dalam bentuk polong kering yang dijual dalam ukuran kilogram. Ada beberapa dari biji yang baik disisihkan untuk ditanam pada musim berikutnya.



E.    Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
a.       Komoditas Padi (Oryza sativa)
1)      Benih yang diguanakan pada lahan padi bapak Slamet yaitu benih padi 64 pp, yang memiliki keunggulan bulir padi lebih besar dan nasi lebih pulen.
2)      Kegiatan budidaya tanaman semusim komoditas padi sudah memakai alat-alat yang modern dalam pengelolaan tanah menggunakan cangkul dan traktor, penanaman masih menggunakan tenaga manusia dalam proses pengolahan awal hingga pasca panen.
3)      Pada usaha pertanian khususnya pada komoditas padi, pengelolaan lahan sawah dilakukan dengan sistem olah tanah maksimum untuk memperoleh sifat tanah yang diinginkan oleh tanaman padi.
4)      Proses budidaya tanaman semusim antara padi, jagung, dan kacang tanah tidak terlalu berbeda secara signifikan. Mulai dari pemilihan bahan tanam, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen.
5)      Pemanenan padi menggunakan alat berupa sabit dan mesin tleser, panen dilakukan apabila padi sudah berumur 105 hari, warna gabah kehijauan dan padi telah menguning.
6)      Pengolahan pasca panen dengan penjemuran gabah untuk mengurangi kadar air padi.
b.      Komoditas Jagung (Zea mays)
1)        Bahan tanam yang digunakan oleh bapak Harto Prayetnoadalah jenis p21 yang diperoleh dari toko.
2)        Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan traktor dan cangkul. Pengolahan tanah diawali dengan pembersihan lahan dari sisa tanaman sebelumnya dan menggunakan jarak tanam 75 cm x30 cm.
3)        Pemeliharaan jagung meliputi pemupukan, penyiangan, dan pengendalian hama dan penyakit. Pupuk yang digunakan adalah Ureadan ZA. Pestisida tidak digunakan karenatidak ada hama yang begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan.
4)        Hasil panen yang diperoleh sebagian dijual kepada tengkulak dan juga digunakan sendiri.
c.       Komoditas Kacang Tanah (Arachis hipogaea)
1)      Bahan tanam yang digunakan oleh bapak Kamdiberasal dari bijikacang tanah diperoleh dari hasil panen sebelumnya yang beliau tanam.
2)      Kegiatan pengolahan tanah hanya dilakukan 1 kali dalam 1 musim tanam yaitu sebelum ditanami. Tujuan pengolahan tanah tersebut adalah untuk memperbaiki struktur tanah dan membersihkan gulma.
3)      Pola tanam yang dilakukan semua monokultur.
4)      Pengendalian rayap dengan penyemprotan insektisida Agent 50 SC.
2.      Saran
Saran yang diberikan pada acara TBT Semusim ini yaitu sebaiknya, pelaksanaan praktikum ini lebih awal dilakukan, sehingga praktikan bisa lebih mengetahui kegiatan petani dari mulai persiapan lahan sampai pengolahan pasca panen. 






DAFTAR PUSTAKA

Areas 2007. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi dan Mikoriza Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) di Lahan Kering. Bogor : IPB.

Astawan M 2009.Panduan Karbohidrat Terlengkap. Jakarta: Dian Rakyat.
Darrah L L M D McMullen dan M S Zuber 2003. Breeding, Genetics, and Seed Corn Production. Di dalam: White, P. J. dan L. A. Johnson (eds.). Corn: Chemistry and Technology, 2nd edition. (Terjemahan). American Association of Cereal Chemistry Inc., St. Paul, Minnesota, USA.
Djoko Mursito 2005. Journal Heritability and Path Analysis on Phenotipic Characters of Glycine Max.(L.) Merrill. Vol. 6. No. 2.
Ekwasita Rini Pribadi 2007. Jurnal Kajian Kelayakan Usahatani Pola Tanam Sambiloto dengan Jagung. Vol. 13. No. 3.
Haneva Tessy 2012. Evaluation Of The Application Of Agricultural Technologies In The Study Results Bptp North Sumatera. Jurnal Ilmiah. Vol. (3) (1).
Makarim AK dan E Suhartatik 2009. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi. Iptek Tanaman Pangan. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi.
Marzuki 2005. Metodologi Riset. Yogyakarta: Ekonisia
Noeriwan 2008. Teknik Produksi Jagung Anjuran Di Lokasi Prima Tani Kabupaten Sumenep. Jurnal Teknik Pertanian. Vol. 13. No. 1.
Nulhakim Lukman 2009. Effect of Ground Nut Varieties and Sweat Corn Planting Time  through Intercropping System on Growth and Yield of the Two Plants. Journal of Engineering. Vol. 3. No. 2.
Patiwiri AW 2006. Teknologi Penggilingan Padi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Rahmawati Reni 2012. Pengaruh Media Tanam terhadap Tanaman Jagung. http://renirahmawatii.blogspot.com/2012/01/makalah-biologi-umum.html. Diakses pada hari Senin, 15 Oktober2013
Suwardi 2002. Prospek Pemanfaatan Mineral Zeolit di Bidang Pertanian. Ikatan Zeolit Indonesia. Jurnal Zeolit Indonesia Vol. 1 (1): 5-12.
Yusuf 2010. Teknologi Budidaya Padi sawah Mendukung Sl-PTT. BPTP Sumatera Utara.
Zakaria Sabaruddin 2009. Hubungan Salinitas Dengan Viabilitas Benih Kacang Tanah. Jurnal Biodiversitas.Vol. 2. No. 1.
 

Tidak ada komentar: