Rabu, 17 Desember 2014

PENGELOLAAN LINGKUANGN PERTANIAN




TUGAS
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERTANIAN
PENERAPAN TEKNOLOGI IPNS




Oleh:
Nama               : Hermawan Cahya Kusuma
NIM                : H0712096
Kelas               : AT-5A


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penunjang utama dalam pertanian di seluruh dunia saat ini adalah pupuk. Namun, keberadaan pupuk yang dinggap sebagai salah satu penunjang utama dalam pertanian sering disalah artikan bahwa pupuk selalu dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan kesuburan tanah dan sebagainya. Pada sistem pertanian modern, penggunaan pupuk sangat beraneka ragam, misalnya memupuk bersamaan dengan irigasi, pemupukan saat pengolahan lahan serta saat perawatan tanaman. hal ini terjadi karena pupuk memang diketahui dapat meningkatkan produktivitas tanaman.
Tahun 1990, pupuk menjadi bahan perdebatan di banyak negara karena penggunaannya yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti pelindian nitrat, eutrofikasi, juga menyebabkan terbentuknya gas rumah kaca dan penyerapan unsur logam, padahal diketahui bahwa unsur logam dengan jumlah yang cukup tinggi akan berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Pupuk memang dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan, namun disisi lain, pupuk berperan penting sebagai salah satu penyumbang unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Hal ini karena unsur hara di dalam tanah yang jumlahnya mulai berkurang dapat ditambah kembali menggunakan pupuk.
Saat ini penggunaan pupuk di dunia terus meningkat. Hal ini berkaitan dengan pengingkatan kebutuhan pangan manusia seiring dengan petumbuhan jumlah penduduk yang melonjak naik. Penggunaan pupuk yang terus menerus dan tidak terkontrol pasti akan menimbulkan masalah baru. Oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas mengenai bahaya penggunaan pupuk secara berlebih dan cara pemupukan dan pengelolaan lahan pertanian agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan.



B. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui pengertian IPNS
2.    Mengetahui komponen dan teknologi IPNS
3.    Mengetahui pengaruh faktor sosial-ekonomi dari IPNS
 
BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian IPNS
IPNS merupakan salah satu teknologi terbaru yang diperkenalkan oleh FAO. Prinsip dasar dari IPNS adalah menghemat dan meningkatkan sebesar mungkin kesuburan tanah untuk meningkatkan produksi tanaman budidaya, dengan mempertimbangkan banyak aspek seperti keberadaan bahan organic dan anorganic tanah yang berperan dalam pertumbuhan tanaman dan kualitas produk tanaman. Penerapan IPNS ini sangat mempertimbangkan aspek lingkungan, sehingga tidak akan merusak keseimbangan ekologi, social dan ekonomi.
Tujuan dari sistem IPNS adalah tuntuk menciptakan keseimbangan dan efektivitas dalam penggunaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga akan terjadi proses imobilisasi dari semua unsur sehingga akan tercapai keseimbangan lingkungan. Penerapan teknologi IPNS diperlukan pengetahuan lebih mengenai penggunaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman budidaya sehingga akan terjadi keseimbangan antara bahan mineral dan bahan organic/hayati yang tersedia bagi tanaman. penggunaan unsur hara yang tepat akan mendukung pertumbuhan pad produktifitas tanaman secara maksimal.
 
B.     Komponen dan Teknologi dari IPNS
IPNS memiliki beberapa komponen-komponen penting, yaitu:
1.         Tanah
Tanah merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman selain air. Agar dapat menghasilkan tanaman dengan hasil maksimal harus dilakukan pengolahan yang tepat. Pengelolaan tanah dengan tepat akan dapat meningkatkan jumlah bahan organic tanag dan juga dapat mengurangi resiko terjadinya penurunan fungsi lahan. Pengolahan tanah yang tepat dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Selain itu pemupukan dengan pupuk organik akan mampu mendorong peningkatan jumlah mikroorganisme tanah sehingga akan tercipta keseimbangan dalam tanah. Tidak hanya jumlah unsur hara yang daat dipertahankan, namun juga keberadaan eosistem di dalam tanah juga dapat terjaga keberadaannya.
2.         Pupuk Mineral
N, P dan K adalah jenis puuk yang paling sering digunakan di Asia. Hal ini berkaitan karena unsur unsur tersebut dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tanaman. penggunaan pupuk harus selalu seimbang. Penggunaan pupuk secara seimbang dapat meningkatkan nilai FUE (Fertilizer Use Efficiency) selain itu akan menguntungkan secara ekonomi bagi petani.  Para petani berasumsi bahwa jika nilai FUE yang meningkat akibat penggunaan pupuk sebanyak mungkin akan meningkatkan kesuburan tanah. Namun pada kenyataannya, penggunaan pupuk  N yang berlebihan dapat menyebabkan berkurangnya  jumlah unsure hara lain di dalam tanah. Akibat dari penggunaan pupuk kimia seperti pupuk urea, TSP, PAP, dan sebagainya dapat menyebabkan penurunan unsure Sulfur (S) di dalam tanah. Jumlah ketersediaan unsur hara yang tidak seimbang akan menyebabkan produktifitas tanaman menurun, bahkan jika ada jumlah salah satu jenis unsur hara yang tinggi daat menyebabkan keracunan pada tanaman.

3.         Kompos
Kompos merupakan hasil dari fermentasi sisa-sisa tanaman buangan dari pertanian. Kualitas dari kompos ditentukan oleh proses fermentasi yang dilakukan. C:N rasio dalam kompos berkisar antara 20 sampai dengan 15 dan kompos yang baik memiliki kelembaban yang tidak lebih dari 30%. Kompos mengandung sekitar 16 nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman, meskipun terdapat dalam jumlah yang kecil. Penggunaan pupuk kompos sebagai pupuk utama akan dapat menghasilkan sayuran dengan kualitas yang tinggi. Meskipun dalam pengaplikasiaanya dibutuhkan lebih banyak pupuk kompos daripada pupuk kimia untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman.
4.         Sisa Tanaman
Banyak sisa tanaman yang tidak diolah dan tidak digunakan sebagai bahan pembuatan organik, yang tertinggal di areal pertanian yang kemudian akan mengalami dekomposisi secara alami. Penggunaan tutupan lahan dengan dedaunan segar atau yang sudah terdekomposisi akan meningkatkan kelembaban tanah, mengurangi resiko terjadinya erosi dan meningkatkan nilai daur ulang hara sehingga ketersediaan unsure hara dalam tanah dapat meningkat.
5.         Pupuk Organik
Pupuk organik berperan sangat pentng bagi tanaman serta tanah lahan pertanian. Penggunaan pupuk organik dalam lahan pertanian dapat menyuplai makronutrien sekunder dan mikronutrien dalam tanah, selain itu juga dapat memperbaiki struktur fisik dan biologi tanah. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organic di dalam tanah merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan aktivitas biota tanah. Ciri tanah yang baik adalah memiliki jumlah biota tanah yang masih beragam sehingga jika penambahan bahan organik mampu meningkatkan jumlah biota tanah berarti kesuburan tanah juga dapat meningkat. 


6.         Proses Pengolahan Tanah
 Kehilangan unsur hara di dalam tanah dapat terjadi karena banyak hal. Farmyard manure (FYM) merupakan salah satu penyebab dari terjadinya kehilangan unsure hara dalam tanah. Penggunaan alat alat pertanian sperti mesin dan traktor dalam pengolahan tanah dapat megurangi jumlah hara dalam tanah karena pengolahan tanah secara berlebihan dapat merusak struktur fisika, kimia maupun biologi tanah. Oleh karena itu dalam pengolahan tanah seharusnya dilakukan seperlunya saja tanpa harus melakukan pengolahan secara maksimal jika memang memungkinkan untuk dilakukan sehingga pengolahan tanah tidak akan merusak sifat tanah, terutama sifat fisika tanah.
7.         Penggunaan Biofertilizer
Biofertilizer merupakan solusi dari penggunaan pupuk kimia yang berdampak buruk bagi tanaman karena biofertilizer cenderung sangat ramah lingkungan, Rhizobium misalnya. Rhizobium merupakan salah satu biofertilizer yang paling dikenal dapat meningkatkan jumlah mikroba yang potensial dalam teknologi IPNS, tetapi juga inokulat lain juga memiliki peran penting dalam pertanian. Contohnya seperti peningkatakan produksi tanaman melalui peningkatan mikroba pengikat nitrogen (BNF), meningkatkan jumlah sulfat tersedia dalam tanah, serta meningkatkan absorbs dan menstimulasi pertumbuhan tanaman.
8.         Sampah Rumah Tangga
Sampah rumah tangga memang menjadi masalah di beberapa kota besar di Indonesia. Di Jakarta misalnya ribuan ton sampah rumah tangga menumpuk dan menjadi masalah. Padahal sampah rumah tangga yang berupa sampah organik dapat dolah menjadi Pupuk. Pupuk dari sampah rumah tangga ini baik untuk tanaman. Penggunaan pupuk yang terbuat dari sampah ini dapat meningkatkan efektivitas dari penyerasapn unsur hara, meningkatkan kemampuan ikat air tanah dan meningkatkan kesuburan tanah. Hal tersebut menyebabkan pemanfaatan sampah dalam masyarakat perkotaan seharusnya dilakukan karena ternyata sampah organic dapat meningkatkan kesehatan tanah.
C.     Pengaruh Aspek Sosial Ekonomi dalam Teknoligi IPNS
Pelaksanaan teknologi IPNS dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial ekonomi, yaitu sebagai berikut:
1.      Harga pupuk yang mahal akan menyebabkan petani melakukan pengolahan tanah semamu mereka, sehingga kesuburan tanah tidak akan terjamin.
2.      Jumlah unsur-unsur logam dalam tanah, seperti cadmium, arsenic, tembaga dan merkuri berbahaya bagi lingkungan dan memerlukan tindakan penanggulangan.
3.      Pembakaran terhadap sisa-sisa tanaman, merupakan suata cara yang salah dan bukan cara yang tepat untuk mendaur ulang sisa-sisa tanaman.
4.      Kotoran hewan yang menyediakan unsure N lebih banyak dibandingkan yang dimiliki oleh tanaman. Kotoran tersebut mendekomposisi bahan organic lebih cepat daripada tanaman.
5.      Keuntungan dari konsep IPNSadalah petani dapat mengolah lahan yang sempit dengan penanaman yang naksimal, seperti tanaman buah atau sayuran.
6.      Dukungan pemerintah dalam menyebarkan teknologi IPNS dan kualitas pengkontrolan dari pupuk organic.
7.      Para petani belum memiliki keterampilan yang baik mengenai teknik composting. Sisa-sisa tanaman memiliki rasio C:N yang tinggi, sehingga diperlukan waktu dekomposisinya cukup lama. Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya imobilisasi unsur N.


D.     

BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatk berdasarkan uraian di atas antara lain sebagai berikut:
1.      Prinsip dasar dari IPNS adalah menghemat dan meningkatkan sebesar mungkin kesuburan tanah untuk meningkatkan produksi tanaman budidaya, dengan mempertimbangkan banyak aspek seperti keberadaan bahan organic dan anorganic tanah yang berperan dalam pertumbuhan tanaman dan kualitas produk tanaman.
2.      Tujuan dari sistem IPNS adalah tuntuk menciptakan keseimbangan dan efektivitas dalam penggunaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
3.      Komponen-komponen penyusun IPNS antara lain tanah, pupuk organik, sisa-sisa tanaman, biofertilizer, dan lain-lain.
4.      Penerapan IPNS dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial ekonomi masyarakat.

 

Tidak ada komentar: