TUGAS
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERTANIAN
PENERAPAN TEKNOLOGI IPNS
Oleh:
Nama : Hermawan Cahya
Kusuma
NIM : H0712096
Kelas : AT-5A
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penunjang utama dalam pertanian di seluruh
dunia saat ini adalah pupuk. Namun, keberadaan pupuk yang dinggap sebagai salah satu
penunjang utama dalam pertanian sering disalah artikan
bahwa pupuk selalu dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan kesuburan
tanah dan sebagainya. Pada sistem
pertanian modern, penggunaan pupuk sangat beraneka ragam, misalnya memupuk
bersamaan dengan irigasi, pemupukan saat pengolahan lahan serta saat perawatan
tanaman. hal ini terjadi karena pupuk memang diketahui dapat meningkatkan
produktivitas tanaman.
Tahun 1990, pupuk
menjadi bahan perdebatan di banyak negara karena
penggunaannya yang berlebihan dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan, seperti pelindian nitrat, eutrofikasi, juga menyebabkan
terbentuknya gas rumah kaca dan penyerapan unsur logam, padahal diketahui bahwa unsur logam dengan jumlah yang cukup tinggi
akan berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
Pupuk memang dapat menimbulkan dampak buruk bagi
lingkungan, namun disisi lain, pupuk berperan penting sebagai salah
satu penyumbang unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Hal ini karena unsur hara di dalam tanah yang jumlahnya
mulai berkurang dapat ditambah kembali menggunakan pupuk.
Saat ini penggunaan pupuk di dunia terus meningkat. Hal
ini berkaitan dengan pengingkatan kebutuhan pangan manusia seiring dengan
petumbuhan jumlah penduduk yang melonjak naik. Penggunaan pupuk yang terus
menerus dan tidak terkontrol pasti akan menimbulkan masalah baru. Oleh karena
itu pada makalah ini akan dibahas mengenai bahaya penggunaan pupuk secara
berlebih dan cara pemupukan dan pengelolaan lahan pertanian agar tidak
berdampak buruk bagi lingkungan.
B. Tujuan
Tujuan
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
pengertian IPNS
2. Mengetahui komponen dan teknologi IPNS
3. Mengetahui
pengaruh faktor sosial-ekonomi
dari IPNS
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
IPNS
IPNS
merupakan salah satu teknologi
terbaru yang diperkenalkan oleh FAO. Prinsip
dasar dari IPNS adalah menghemat dan meningkatkan sebesar mungkin kesuburan
tanah untuk meningkatkan produksi tanaman budidaya,
dengan mempertimbangkan banyak aspek seperti keberadaan bahan organic dan anorganic tanah yang
berperan dalam pertumbuhan tanaman dan kualitas produk tanaman. Penerapan IPNS
ini sangat mempertimbangkan aspek
lingkungan, sehingga tidak akan merusak keseimbangan ekologi, social dan
ekonomi.
Tujuan dari sistem
IPNS adalah tuntuk menciptakan
keseimbangan dan efektivitas dalam penggunaan unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman, sehingga akan terjadi proses imobilisasi dari semua unsur sehingga
akan tercapai keseimbangan lingkungan.
Penerapan teknologi IPNS
diperlukan pengetahuan
lebih mengenai penggunaan unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman budidaya
sehingga akan terjadi keseimbangan antara bahan mineral dan bahan
organic/hayati yang tersedia bagi tanaman.
penggunaan unsur hara yang tepat akan mendukung pertumbuhan pad produktifitas
tanaman secara maksimal.
B.
Komponen
dan Teknologi dari IPNS
IPNS
memiliki beberapa komponen-komponen penting, yaitu:
1.
Tanah
Tanah
merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman selain
air. Agar dapat menghasilkan tanaman dengan hasil maksimal harus dilakukan
pengolahan yang tepat. Pengelolaan tanah
dengan tepat akan dapat meningkatkan jumlah bahan organic tanag dan juga dapat
mengurangi resiko terjadinya penurunan fungsi lahan. Pengolahan tanah yang tepat dapat memperbaiki sifat
fisik tanah.
Selain itu pemupukan dengan pupuk organik akan mampu mendorong peningkatan
jumlah mikroorganisme tanah sehingga akan tercipta keseimbangan dalam tanah.
Tidak hanya jumlah unsur hara yang daat dipertahankan, namun juga keberadaan
eosistem di dalam tanah juga dapat terjaga keberadaannya.
2.
Pupuk Mineral
N,
P dan K adalah jenis puuk yang paling sering digunakan di Asia. Hal ini berkaitan karena unsur unsur tersebut dibutuhkan
dalam jumlah banyak oleh tanaman. penggunaan pupuk harus selalu seimbang. Penggunaan
pupuk secara seimbang dapat meningkatkan nilai FUE (Fertilizer Use Efficiency) selain itu akan menguntungkan secara ekonomi bagi petani. Para
petani berasumsi bahwa jika nilai FUE yang meningkat
akibat penggunaan pupuk sebanyak mungkin akan
meningkatkan kesuburan
tanah. Namun pada kenyataannya,
penggunaan pupuk N yang berlebihan dapat
menyebabkan berkurangnya jumlah unsure
hara lain di dalam tanah. Akibat dari penggunaan pupuk kimia seperti pupuk
urea, TSP, PAP, dan sebagainya dapat
menyebabkan penurunan unsure Sulfur (S) di dalam
tanah. Jumlah ketersediaan unsur hara yang tidak seimbang akan
menyebabkan produktifitas tanaman menurun, bahkan jika ada jumlah salah satu
jenis unsur hara yang tinggi daat menyebabkan keracunan pada tanaman.
3.
Kompos
Kompos merupakan hasil
dari fermentasi sisa-sisa tanaman buangan dari pertanian. Kualitas dari kompos ditentukan
oleh proses fermentasi yang dilakukan. C:N rasio dalam kompos berkisar antara
20 sampai dengan 15 dan kompos yang baik memiliki kelembaban yang tidak lebih
dari 30%. Kompos mengandung sekitar 16 nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman,
meskipun terdapat dalam jumlah yang kecil. Penggunaan pupuk kompos sebagai
pupuk utama akan dapat menghasilkan sayuran dengan kualitas yang tinggi. Meskipun dalam pengaplikasiaanya dibutuhkan lebih banyak
pupuk kompos daripada pupuk kimia untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman.
4.
Sisa Tanaman
Banyak
sisa tanaman yang tidak diolah dan tidak digunakan sebagai bahan pembuatan organik, yang tertinggal di
areal pertanian yang kemudian akan mengalami dekomposisi secara alami.
Penggunaan tutupan lahan dengan dedaunan segar atau yang sudah terdekomposisi
akan meningkatkan kelembaban tanah, mengurangi resiko terjadinya erosi dan
meningkatkan nilai daur ulang hara sehingga ketersediaan unsure hara dalam tanah dapat
meningkat.
5.
Pupuk Organik
Pupuk organik berperan sangat pentng bagi tanaman serta
tanah lahan pertanian. Penggunaan pupuk
organik dalam lahan pertanian dapat
menyuplai makronutrien sekunder dan mikronutrien dalam tanah, selain itu juga dapat memperbaiki
struktur fisik dan biologi tanah. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organic di dalam
tanah merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan aktivitas biota
tanah. Ciri tanah yang baik adalah memiliki jumlah biota tanah
yang masih beragam sehingga jika penambahan bahan organik mampu meningkatkan jumlah
biota tanah berarti kesuburan tanah juga dapat meningkat.
6.
Proses Pengolahan Tanah
Kehilangan unsur
hara di dalam tanah dapat terjadi karena banyak hal. Farmyard manure
(FYM) merupakan salah satu penyebab dari terjadinya kehilangan unsure hara
dalam tanah. Penggunaan alat alat pertanian
sperti mesin dan traktor dalam pengolahan tanah
dapat megurangi jumlah hara dalam tanah karena pengolahan tanah secara
berlebihan dapat merusak struktur fisika, kimia maupun biologi tanah. Oleh karena itu dalam pengolahan tanah seharusnya
dilakukan seperlunya saja tanpa harus melakukan pengolahan secara maksimal jika
memang memungkinkan untuk dilakukan sehingga pengolahan tanah tidak akan
merusak sifat tanah, terutama sifat fisika tanah.
7.
Penggunaan
Biofertilizer
Biofertilizer
merupakan solusi dari penggunaan pupuk kimia yang
berdampak buruk bagi tanaman karena biofertilizer cenderung sangat ramah
lingkungan, Rhizobium
misalnya. Rhizobium merupakan
salah satu biofertilizer yang paling dikenal dapat meningkatkan jumlah mikroba
yang potensial dalam teknologi IPNS, tetapi
juga inokulat lain juga memiliki peran
penting dalam pertanian. Contohnya seperti peningkatakan produksi tanaman
melalui peningkatan mikroba pengikat nitrogen (BNF), meningkatkan jumlah sulfat
tersedia dalam tanah, serta meningkatkan absorbs dan menstimulasi pertumbuhan
tanaman.
8.
Sampah Rumah Tangga
Sampah rumah tangga memang menjadi masalah di beberapa
kota besar di Indonesia. Di Jakarta misalnya ribuan ton sampah rumah tangga menumpuk
dan menjadi masalah. Padahal sampah rumah tangga yang berupa sampah organik
dapat dolah menjadi Pupuk. Pupuk dari sampah rumah tangga ini baik untuk
tanaman. Penggunaan pupuk yang terbuat dari
sampah ini dapat meningkatkan efektivitas dari penyerasapn unsur hara,
meningkatkan kemampuan ikat air tanah dan meningkatkan kesuburan tanah. Hal
tersebut menyebabkan pemanfaatan sampah dalam masyarakat perkotaan seharusnya
dilakukan karena ternyata sampah organic dapat meningkatkan kesehatan tanah.
C.
Pengaruh
Aspek Sosial Ekonomi dalam Teknoligi IPNS
Pelaksanaan teknologi
IPNS dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial
ekonomi, yaitu
sebagai berikut:
1. Harga
pupuk yang mahal akan
menyebabkan petani melakukan pengolahan tanah semamu mereka, sehingga kesuburan tanah tidak akan terjamin.
2. Jumlah
unsur-unsur logam dalam tanah, seperti cadmium, arsenic, tembaga dan merkuri
berbahaya bagi lingkungan dan memerlukan tindakan
penanggulangan.
3. Pembakaran
terhadap sisa-sisa tanaman, merupakan
suata cara yang salah dan bukan cara yang tepat untuk mendaur ulang sisa-sisa
tanaman.
4. Kotoran
hewan yang menyediakan unsure N lebih banyak dibandingkan yang dimiliki oleh
tanaman. Kotoran tersebut mendekomposisi bahan organic lebih cepat daripada
tanaman.
5. Keuntungan dari konsep IPNSadalah
petani dapat mengolah lahan yang sempit dengan penanaman yang
naksimal, seperti tanaman buah atau sayuran.
6. Dukungan
pemerintah dalam menyebarkan teknologi IPNS dan kualitas pengkontrolan dari
pupuk organic.
7. Para petani belum memiliki keterampilan yang baik
mengenai teknik composting. Sisa-sisa tanaman
memiliki rasio C:N yang tinggi, sehingga diperlukan
waktu dekomposisinya cukup lama. Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
imobilisasi unsur N.
D.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatk berdasarkan
uraian di atas antara lain sebagai berikut:
1. Prinsip
dasar dari IPNS adalah menghemat dan meningkatkan sebesar mungkin kesuburan
tanah untuk meningkatkan produksi tanaman budidaya,
dengan mempertimbangkan banyak aspek seperti keberadaan bahan organic dan anorganic tanah yang
berperan dalam pertumbuhan tanaman dan kualitas produk tanaman.
2. Tujuan dari sistem
IPNS adalah tuntuk menciptakan
keseimbangan dan efektivitas dalam penggunaan unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman
3. Komponen-komponen
penyusun IPNS antara lain tanah, pupuk
organik, sisa-sisa tanaman, biofertilizer, dan lain-lain.
4. Penerapan IPNS dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial
ekonomi masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar